Thursday, May 27, 2010

Jilbab Untuk Menjaga Kesucianku

Posted at  Thursday, May 27, 2010  |  in  Cerpen

Terpelihara rapi menyibak kesucian dalam balutan keramahan dan ke anggunan pada setiap yang mengenakanya. Menjaga dan memberikan rasa tenang dan tenjaga dari apapun yang akan menyentuhnya. Kain persegi empat yang banyak orang, cuma tau hanya sebagai pelindung kepala akibat rontoknya rambut, karena malu diketawain sama teman-teman kepalanya botak, atau karena ga enak anaknya ustadz masa ga' pake jilbab, atau karena menutupi kedok kemunafikannya, atau mungkin karena ingin mendapatkan simpati dari seorang laki-laki, itu ternyata lebih jauh dari apa yang mereka pikirkan selama ini, jilbab mengandung nilai yang sangat luhur. Dalam syair yang di populErkan oleh grup Qosidahan Nasida ria “ jilbab-jilbab putih lambang kesucian,”

Selembar kain berbentuk persegi yang tak berarti dan tak dimengerti oleh sebagian orang untuk apa fungsinya ini, hanya sebagai cerita saja “ ko mau-maunya mereka pake kaya ginian, udah panas gerah, pasti ribet banget deh makainya”. Ujar Faya gadis cantik jelita yang selalu memakai pakaian minim karena kekurangan bahan, terlihat seksi dan aduhai bodinya, siapa saja bisa menikmati keindahannya. Padahal keindahan yang wanita miliki bukan untuk di obral tapi untuk di jaga, kalau saja dia tau…huhhfft. Sekilas ia perhatikan, tak ada perasaan apapun ketika melihat ‘benda itu’, ia pikir itu hanya selembar kain biasa saja. Banyak temannya yang memakai kain itu di kampus, melihatnya sangat panas dan tidak nyaman. Tetapi mungkin untuk mereka benda itu nyaman dipakai. Faya sendiri lebih senang berpakaian simple seperti tank-top, jaket dan celana jeans. Ketika semua itu berubah saat sebuah peristiwa yang menyentuh nalurinya Suatu hari Faya dan teman-teman kampusnya mengadakan acara pendakian ke Gunung Salak, bersama tim Mapalaut nama pencinta alam yang Ada di kampus itu.

Ketika itu cuaca sedang buruk. Kabut menutupi pandangan kami ketika mendaki. Tubuh Faya menggigil kedinginan, jaket saja belum cukup menghangatkan tubuhnya. Walau sudah ada peringatan tapi kita tetap medaki karena itu sudah menjadi acara rutin Mapalaut untuk mempererat persaudaraan di antara teman-teman semua, dan sekaligus mengadakan obserfasi hutan karena banyaknya pembalakan liar di hutan gunung salak yang sedang marak, juga turur serta pemerintah dalam mewujudkan Indonesia hijau. Dimana Indonesia adalah salah satu paru-paru dunia, karena terdapat banyak sekali hutan tropis, dan juga global worming tentunya.

Kabut tebal terus menyelimuti hawa dingin terus merobek-robek pertahan kekebalan. Faya menoleh ke samping kanan,kesamping kiri, dan kebelakang, ternyata semua teman-temanya tidak merasakan hal yang sama dengannya. Ada Annisa yang memakai jilbab sangat rapih dan cantik. Sepertinya baju muslim yang ia pakai begitu menghangatkan dan melindungi tubuhnya. Tanpa sadar Faya terus memandanginya , hingga Annisa pun menyadari bahwa Faya memperhatikannya sejak tadi, dia bertanya
“ ada apa Fay?” Faya tertegun menoleh
“oh…ga’ ada apa-apa”
“ kamu dingin ga’?” Tanya Faya spontan, lalu Annisa tersenyum “Alhamdulilla ga’ terlalu dingin” jawabnya sederhana. “Emang kenapa, kamu kedinginan yah” lanjutnya sambil bercengkrama bersama teman-teman yang lainnya. Jam menunjukkan pukul 11 malam. Kami baru tiba di puncak gunung Salak, dan langsung mendirikan tenda. Udaranya sangat dingin sampai menusuk tulang, dingin sangat dingin.

“Hai fay….”Tiba-tiba Ardi menegur Faya yang sedang duduk termenung sendiri di tempat yang sepi,meratapi sepi dan keindahan alam ini. Lelaki yang bertubuh tegap yang menyukai Faya dari awal kuliah dulu, walau Faya kurang simpati padanya, menurutnya dia terlalu angkuh dan sombong. Dia berdiri disampingnya. Sambil memeluk badannya mengisaratkan bahwa dia juga sedang kedinginnan.


“udaranya dingin banget yah “ basa-basi bertanya sama faya.


“ emang kamu ga’ kedinginan yah fay ” tanyanya seraya memegang pundak Faya,mencoba untuk memeluknya, kontan saja Faya menepisnya. Faya ga’ suka diperlakukan seperti itu oleh Ardi.


“kenapa? Aku hanya ingin menolongmu.” Ardi tetap mencoba memberikan dekapan hangat, sebagai seorang laki-laki yang mempunyai naluri dan rasa kasihan sama perempuan ah omomg kosong “mencari kesempatan dalam kesempitan” (nafsu).


“Jangan kurang ajar yah..!” bentak faya. Namun pemuda bertubuh tegap yang seharus melindunginya itu malah melecehkan martabatnya sendiri di depan teman-temannya. Tangannya terus berusaha untuk mendekap Faya, dengan sedikit marah dan jengkel Faya berteriak….


Aaaaaahhhhh..................


Sontak semua teman-temannya keluar dari tenda menuju asal teriakan itu. Tak lama kemudian Anisa datang. Dia sebagai orang yang di tuakan oleh teman-temanya mencoba menenangkan kerumunan itu, yang terlihat kesal sama ardy.


“ Faya? Sedang apa kamu disini? Astaghfirullah….Ardi apa yang kamu lakukan pada Faya,?”
“ sudah-sudah yang lain kembali ke tenda masing” sambung Anissa sambil mendekati faya.


“Huuuhhh…?” sontak , dengan perasaan yang masih sedikit kesal teman-temannya neriakin ardy. Sambil berjalan menuju tenda masing-masing. Ardi dengan susah payah menjelaskan sama teman-teman. “ wewewewe bukan seperti yang kalian bayangin, aku cuma mau menolong dia ko!....” “Beneran ga mau ngapa-ngapain.” “aaahhh ALASAN….” Bentak Anissa sambil mendorong ardi yang masih memberi penjelasan pada teman-temannya itu, dan memeluk faya yang sedang kedinginan menggigil. “kamu ga’ papa fay” “aku ga’ papa ko nis’ lirihnya sambil menahan dingin dan kesal atas perbuatan ardi pada dirinya. Kemudian anissa membawa Faya ke tenda, memberinya selimut dan memakaikan jilbab untuk menutupi telinganya biar ga’ dingin.


“fay maaf yah kamu pake ni aja biar ga’ kedinginan.tapi masa kamu pake jilbab masih berpakaian seperti ini sama aja bohong kan tetap aja dingin, pake baju yang lebih rapat yah biar kamu ga’ kedinginan lagi, nih pake ajah baju aku” Pinta Anissa sambil mengeluarkan baju dari dalam tasnya.


“tapi kalo kebesaran maaf yah, soalnya itu biar aurat kita tetutup seluruhnya, karena ga’ baikkan kalo kita mengumbar aurat kita, yang terjadi malah mengundang syahwat” Sedikit menyindir tapi bertujuan baik, sambil ngepasin bajunya ke faya, Anissa memberikan tausiyah, layak seorang ibu kepada anaknya. Sementara itu diluar ardi sedang di beri hukuman sama teman-temannya. Walau dengan berbagai alasan dia sudah lakukan untuk membela dirinya.
“ sumpah demi Alloh gwe ga’ ngapa-ngapain si faya “


“ mana ada maling ngaku “ teriak anton geram.


“kamu gimana sih katanya kamu suka sama si faya ko malah gitu, oohh ternyata kamu sukanya berdasarkan nafsu yah,pantesan ngotot banget kamu pengen ikut ndaki,ini toh renca busuk kamu,menjadi pahlawan kesiangan,ga’ gitu caranya,payah sampean mas.” Dengan lagat jawanya deny menyesalkan perbuatan teman dekatnya itu. ###


“ Fay…kamu kenapa tadi kamu pergi ke tempat sepi itu?? Disana bahaya” Faya terdiam dan hanya bisa menangis
“ aku benci Ardi….aku benci dia!!” teriak Faya sambil terisak tangis. Yang keluar dari balik sungging matanya yang indah. # # #

Keesokan harinya… Faya Bangun lebih awal, sambil memperhatikan Annisa yang sedang menjalankan ibadah sholat subuh berjamaah bersama kawan-kawannya. Ardi telah pulang, karena dipulangkan dengan paksa oleh teman-teman Mapalaut akibat perbuatannnya yang ‘menjijikan’ semalam.di temani oleh deny teman setianya.walaupun deny sebenarnya ga’ mau tapi terpaksa, demi menjalankan tugas karena disuruh oleh teman-temannya pada saaat rapat keputusan oleh semua anggota Mapalaut.

Faya berasal dari keluarga Kristiani. Keluarganya menganut Katolik yang taat. Dan juga selalu datang ke gereja untuk beribadah. Tapi setelah kejadian itu perasaan faya sedikit ingin mencari tau apasih sebenarnya yang membuat anissa selalu tenang dan merasakan kedamaian. Faya merasakan suatu ketenangan ketika Anisa memakaikan Jilbab. Ia merasa terlindungi, entahlah perasaan apa itu. # # #

Ketika sampai di rumah, Faya terus memikirkan tentang Jilbab dan kesucian. Sebuah kultum yang tak sengaja ia dengar ketika pendakian kemarin. Ada sesuatu yang menyentuh batinnya ketika mendengarkan ceramah itu. Bahwa Jilbab bukan hanya dipakai sebagai penutup kepala wanita, tapi makna Jilbab lebih dari itu. Jilbab yang awalnya hanya Faya anggap sebagai kain biasa yang bisa dibentuk, sekarang perlahan arti itu lebih dari sekedar yang ia tahu. “ada apa denganku?” batinnya… Akhir-akhir ini,

di kampus Faya sering bertanya-tanya tentang Islam. Anisa selau menjawab dengan jawaban yang sederhana namun penuh makna. 


Faya terus mencari makna Jilbab dan pemahaman mengenakannya. Diam-diam ia tertarik dan mulai menemukan arti sesungguhnya dari sebuah agama. Ia mulai banyak bertanya tentang islam kepada temannya yang aktif dalam organisasi Islam di kampusnya. Faya membicarakan keinginanya memeluk agama Islam, setelah kejadian di Gunung Salak itu. Ia semakin yakin dan mantap setelah bertanya sana-sini. Ibu dan ayahnya kaget dan sangat marah. Mereka tidak menerima jika anaknya memeluk Islam, namun keputusan itu sudah sangat bulat, Faya sudah sangat yakin dengan keputusannya, dan ia sudah siap dengan segala konsekuensinya, termasuk sikap orangtuanya yang sudah ia tebak. Tidak mudah untuk Faya, tapi inilah jalan yang ia ambil. Berharap perlahan namun pasti ayah dan ibunya mengerti akan keputusannya ini. # # #

Faya mengucapkan dua kalimat syahadat begitu lancar, tenang jiwa yang ia rasakan. Jilbab itu kini telah ia kenakan ‘kain itu’ kini bukan sekedar kain biasa yang tak berarti, kain itu adalah Jilbabnya sekarang. “ku pertahankan Jilbabku, demi kesucianku” batinnya yakin. ________________The End__________________

Share this post

About @ridone_sia

Kwe mbok sing tes pada maca aja kur maca tok yah, mbokan pada ninggalna pesan lan kesanne apa, tes maca tulisanku. Dong ana sing muntah-muntah aku ora pan melu tanggung jawab, soale aku ora krasa metengi koe. Tapi dong sing mutah lanang ndeyan kwe masuk angin. tek sarana kerokan nggo duit satus sing jaman gemiyen. yen seneng/cinta/apa pengin kenalan tulung kyeh pada follow mene maring Twitter

Tentangku-Kebijakan-Kontak
Copyright © 2010 Ridonesia.com. Distributed By Blogger Themes | Blogger Template by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.
back to top