Friday, May 28, 2010

Kisah Sedih di Hari Minggu

Posted at  Friday, May 28, 2010  |  in  Cerpen

Debu jalan terhempas oleh angin kencang, berterbangan kesana kemari, menempel pada setiap yang ia hampiri, dinding rumah, pagar rumah, teras-teras rumah, dan gerobokan pendagang kaki lima di sepanjang jalan itu. Orang yang sedang berjalan pun serta merta menutup hidungnya, pengendara motor yang tak menggunakan masker juga sama. Dengan susah payah mereka menutup hidung dan mulutnya agar terhindar dari debu yang sangat pekat itu. Walau sangat membahayakan dirinya sendiri berkendara dengan satu tangan saja.

Di jalan yang aku lalui setiap hari ini memang begitu keadaannya, berdebu kala kemarau dan becek penuh tanah kala hujan. Padahal temapat ini adalah kawasan industry,

yang letaknya di daerah pinggiran kota bogor. Tapi tak seorang pun yang memperhatikan, tidak mempunyai perasaan, bahwasannya itu layak atau tidak dikatakan sebagai jalan. Padahal di situ berjejer pabrik-pabrik besar yang memproduksi berskala nasional bahkan sampai produl internasional. Tapi sampai sekarang jalan itu masih sama. Kalo boleh dikata, itu adalah kolam ikan lele. Karena banyak genangan air. kalu musim hujan.

Himpitan ekonomilah yang akhirnya menjadi alasan utama, banyak orang yang tinggal di desa itu.
Rata-rata dari mereka adalah buruh di perusahaan. Walau ada juga yang berkerja sebagai abdi Negara, atau pekerja lain.Tapi kebanyakan adalah pekerja perudsahaan, mereka juga buka hanya warga asli desa itu melaikan pendatang. Desa itu juga banyak perumahan yang notabenya komplek angkatan dan perumahan umum karena banyak peminatnya banyak sekali warga pendatang yang memiliki rumah disitu, dengan alasan sama dengan bayaran kontrakan jadi lebih enakan kalo rumah sendiri.


Sampai saat ini jalan itu masih rusak, dan saat musim penghujan tiba, itu saat yang paling menyebalkan karena semua jalan kotor dengan tanah yang terkena air, entah apa jadinya. Tapi tak ada seorangpun yang perduli dan mau perduli dengan kolam ikan lele itu, mereka dengan senangnya melalu jalan yang penuh dengan gubangan air itu. Kini jalan itu, semakin hari, semakin bertambah parah saja. Karena tidak ada perhatian sama sekali, untuk ditindak lanjuti, agar diperbaiki.


Aku selalu melalui jalan itu karena apalah daya hanya jalan itu yang bisa aku lewati, untuk menggapai rumah kosanku, itu juga karena saking terpaksanya, selain murah apa lagi alasan untuk aku menempati rumah kosan yang di hargai seratus ratus lima puluh ribu rupiah per bulan itu. Sekarang harusnya sudah mulai musim penghujan karena sudah mulai memasuki bulan November, tapi ternyata elum juga turun hujan. Jadi keadaan jalan mending, tapi debunya wiihh manteb kotor banget pokoknya kalo kita melewati jalan itu ga pake masker.


Hari minggu yang sepi tak ada kegitan apa-apa, setelah selesai mengerjakan tugas rumah aku dan teman-teman berbaring depan tivi, tapi ada beberapa yang menjalankan tugas, yaitu kejar setoran, yaitu lembur minggu. Dengan itu ada uang tambahan, maklum gaji perusahaan masih terlalu minim karena harus menutupi setoran motor. 


“budi lembur yah ar” “iyah” jawab nono enteng, “lagi kejar setoran qil, bulan depan biar ga di uber-uber lagi sama leasing” Saut argo dari belakang, sambil memeras pakaian seragamnya. “ emang iyah” Tanya aku penasaran. “ ko aku ga tahu yah, dia di kejar-kejar depkolektor, pantesan dia kayaknya tiap hari lembur mulu” sambungku penasaran. 


“ ya elah qil, makanya dikit perhatian ngapa sama teman, biar tahu apasih sebenernya yang sedang dialami dengan kita-kita ya ga’ no?” “Heeh” nono yang sedang asyik nonton film kartoon hanya menjawab sekenaknya, padahal dia denger atau tidak pembicaraan aku dengan argo.


Karena nono paling suka nonton kartoon walau sudah gede ternyata film kartoon itu masih juga banyak yang menyukai. Selain menghibur kartoon juga memberi kita cerita-cerita yang unik dan lucu. “ emang aku gitu banget yah, ga perhatian sama kalian, ya kalian tahu kan selain aku kerja, aku juga sambil kuliah ya maafin deh kalo gitu” terang ku sambil membela diri.


Tapi memang aku terlalu sibuk dengan kegiatanku sendiri, selain bekerja di perusahaan yang banyak sekali menyita waktu aku juga melanjutkan pedidikan di salah satu universitas swasta di daerah Jakarta timur. Itu semua aku lakukan karena aku ingat denga pesan bundaku, “ nduk, kalo kamu menjadi orang yang lebih baik maka utamakanlah pendidikan, karena dengan ilmu hidup kita akan menjadi terang”. 


Kata-kata itulah yang selalu membuatku terngiang dalam fikirkan. Makanya setelah aku lulus sekolah menengah kejuruan, tujuan pertama adalah bekerja, setelah mendapatkan cukup kumpul-kumpul uang, aku langsung mendaftarnya, dan universitas jayabaya lah yang aku pilih karena sesuai dengan kriteriaku, fakultas teknik industry. Itu adalah cita-citaku dari dulu sewaktu masih duduk di sekolah menengah kejuruan aku kepengen kuliah di fakultas teknik industry walau yang aku impikan adalah kuliahnya ga’ di negeri sendiri tapi di Negara yang terkenal dengan matahari terbit, yah jepang tepatnya.


Ya gapapa lah setidaknya aku masih bisa kuliah dengan jerih payah aku sendiri, tanpa harus meminta-minta sama orang tua, karena bundaku hanya seorang penjual jamu gendong dan ayah seorang penjual hewan ternak saja, jadi bagaimana pun aku harus berjuang sendiri untuk meraih semua impianku itu. Sedangkan ayah dan bunda masih harus menanggung kedua adikku yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas Sembilan dan yang paling kecil kelas lima sekolah dasar. Padahal aku ingin membantu orang tuaku, tapi mereka Cuma bilang “carilah sesuatu yang kamu impikan, jangan kau pikirkan dulu adik-adikmu itu, selagi ayah dan bunda masih mampu untuk membiayai mereka sekolah”. 


“Santai ajah qil, kita juga tahu kok kamu emang sibuk, aku kan Cuma bercanda,heheheh..?” canda argo memecahkan lamunanku. 


“Kita nyari makan yuk dah laper nih, dari tadi nungguin tukang nasi uduk ga’ dateng-dateng”


“iyah nih laper banget, makan yuk” dengan spontanitas nono yang dari tadi Cuma diem langsung semangat waktu dengar kata makan, oh aku tahu ternyata dia sedang nahan laper.


“ dasar lu no, pikiran lu Cuma makan mulu, dari tadi diem ajah, ehh denger makan langsung giras…” saut argo sambil membuang air sisa rendaman pewangi untuk bajunya. 


“mau makan dimana qil”


“udah sana taro dulu tuh ember, terus pake baju, masih pake handuk masa mau ke warung, kamu juga sama gada bedanya ma nono, makan mulu yang di pikirin”


“ tapi kan laper qil, dari tadi pagi aku nyuci baru selesai”


“ sapa suruh?, makanya kalo buruan married ntar ada yang nyuciin, haha” becandaan yang selalu di lontarkan untuk mecengen anak-anak kosan yang masih serba melalukan snediri. Klasik tapi selalu ajah di ucapin berungkali ke semua teman-teman. “ntar tungguin ajah tanggal maennya”


“ udahlah buruan sono pada pake baju, dah laper nih. Aku tungguin di depan gerbang yah. ### 


Matahari begitu terik, keadan di sekitar kosan sangat sepi karena, banyak anak yang pada pulang kampong, karena mereka masih berasal dari daerah di sekitar kawasan itu Cuma mereka ga mau pusing karena harus bolak balik, makanya mereka memilih untuk ngekos. 


Ada juga yang sedang maen karena dekat dengan tempat rekreasi taman buah mekarsari, kebon buah yang di prkarsai oleh almarhumah ibu hartieni soerharto atau yang kita kenal dengan nama ibu tien. Aku hanya diam dirumah saja nonton tivi, sambil buka-buka facebook, yah lumayan lewat hape, bisa cerita dengan siapa saja yang ada diluar sana. 


Zaman udah modern biar ga’ gaptek amatlah. Sementara temen-temen satu kosanku lagi pada tidur, mungkin argo kecapean karena harus cuci dua bak pakean, dia dari sehabis subuh sampai jam setengah delapan baru selesai, ya gitu lah kalo orang ga mau sedikit cape, jadi semua pakean kotor dia tumpuk sampai semua pakeannya habis dari lemarinya baru deh mau nyuci. Padahalkan kalo kita mau nyisain waktu kita sedikit untuk mencuci baju kita waktu mandi kan lebih enak, jadi saat liburan bener-bener di manfaatin buat istirahat. 


Di tivi ternyata gada acara yang yang mendidik, ada Cuma gossip siang. Yah itu lagi itu lagi, yangdi beritain cuma tentang perselingkuhan, perceraian, kekerasan rumah tangga, dan perebutan harta gono gini, kayanya gada berita lain yang lebih berbobot di bandingkan dengan gossip murahan itu. 


Sebenarnya itu kan masalah pribadi orang yah ko segitunya, diumbar kesiapapun sampai orang sepejuru pelosok tanah air tahu, emang ga’ malu apa yah di bilang suka kawin cerai. Bangga banget kayanya mereka, padahal dalam al-quran udah di jelasin yah bahwasannya “Perkara halal yang paling dibenci oleh Allah adalah perceraian”. 


Ya gitu deh kalo dua-duanya saling egois dan mau menang sendiri janji suci yang mereka ucapkan tak mampu lagi membendung mereka untuk menjatuhkan talaknya, atau tuntutan cerai, padahal kalo di piker apa sih kekurangannya, kalo kita mau saling menyempurnakan pasti kita akan hidup bahagia sampai akhir nanti. 


Tapi apa yang mereka lakukan adalah hal yang terbaik untuk mereka, walau dalam pandangan masyarakat pasti saja ada yang kurang setuju, malah kadang jadi membencinya. 


“Assalamuaikum” 


“waalaikumsalam” 


“wehhh manteb lembur terus yeuh, gada matinya ni orang, biar cepet nikah yah”


“yah mas, nyari tambahan mau gimana lagi, Cuma dengan begini aku bisa dapet tambahan duit lebih, walau badan rasanya pada pegel semua”.


Sambil membuka sepatunya budi yang baru saja sampai langsung membeberkan keluh kesahnya. “yah nama juga orang cari duit bud, kalo ga kaya gitu mana mungkin kita dapat duit ya ga”.


Sambil menatapnya yang sedang mengusap peluh di dahinya, kelihatan sekali guratan pekerja keras yang ulung.


“ko istirahat balik sih emang ga dapet makan” tanyaku basa-basi, karena aku juga sering lembur minggu, kalo lagi butuh duit buat bayaran semester kurang.


“pengen makan dirumah ajah lah sambil cerita sama sampean, sudah sebulan ini ga pernah satu sift bareng sama sampean, pengen cerita banyak nih, mumpung sampean dirumah”.


Sambil membawa sekantong kresek kecil dia kebelakang mengambil piring, sendok, dan gelas yang diisi penuh air mineral.


“mas ko sampean ga ngeles privat sih, biasanya kan kalo minggu sampean privat anak-anak, sampe-sampe ga pernah ada di kosan, kayanya kosan ini Cuma buat tempat tidurnya sampean ajah”.


“Semenjak mas dapet kerjaan sampingan jadi gada yang bisa diajakin curhat nih mas, mereka tuh pikirannya masih pada kaya anak kecil, ga penting-penting di omongin, kan jadi sebel kalo pas lagi ngobrol ama mereka”.


“yah mau gimana lagi, emang itu udah kerjaan aku mau gimana bud, aku juga padahal pengen bareng duduk santai lagi dengan kalian semua, tapi kan sekarang beda, kamu juga kayanya sibuk banget setiap hari lembur terus, kerja ojo ngoyo-ngoyo mas kemutan karo kesehatanmu kui loh”.


“ maem iki mas”.


“ aku miki wis karo cah-cah, gari maem wae sing wareg”.


Aku sedikit mengikuti bahasa jawanya budi, dia asli malang jadi bahasa rada beda dengan aku, nada bahasaku bisa berubah-ubah sesuai dengan siapa aku bicara, jadi banyak yang mengira aku ini orang jawa timuran bukan orang jawa tengah. Kalo asliku pake bahasa banyumasan, contohnya kaya “apalahh” nadanya rada di panjangkan sedikit, kalo artis itu biasanya yang ngikutin bahasa banyumasan itu parto patrio, tapi itu juga masih rada kaku, karena biasa orang-orang asli banyumas itu kedengaran enak ajah kalo ngomong.


“Emange ono opo toh bud, koe kok mbelani panas-panas muleh, pengen ketemu karo aku”.


Sedikit pensaran aku menanyakan apa yang sedang dia pikirkan, kayanya penting banget. “ngene mas, aku kui lagi bingung”


“ bingung nagopo toh, lembur ben ndino ko bingung ”.


Aku langsung aja memotong ucapannya, karena kelihatanya dia lagi serius banget makanya aku ajak becandaan biar ga’ terlalu tegang. 


“bingung naroh duitnya apah, takut ATM nya kepenuhan aku siap nampung ko, hahahah” “ mas aku serius iki” dengan nada sedikit kesal dia menghentikan makannya, sambil membersikan sendoknya yang banyak tersisa nasi, sambil mengambil gelas yang ada di depannya. Kayanya emang dia sedang mengemban bebas yang sangat berat sekali. 


“Yo wis gari ngomong ko, ono po, aku siap jadi pendengar setiamu’’


“ mas aku lagi akeh banget masalah iki, wingi aku di tanggih sama depkolektor, tapi Alhamdulillah itu udah bisa aku lunasi sampe bulan depan, ya lumayanlah jadi ga terlalu dipikiri sampe bulan depan”. 


“ Bagus donk kalo gitu”. Aku menyela pembicaraanya. 


“ ni belum selesai mas”.


“nah terus opo meneh, bukannya yang kamu pikirin Cuma itu, kok kayanya masih bingung gitu emang kenapa, kalo masih ada ceritaiin donk, jangan malu-malu”.


“nah ini mau cerita, tapi sampean koyone ra gatekne, malah guyonan wae ket mau”


“wow is lanjutke wae, sok?“ 


"gini mas, aku kan dari dulu SMA pacaran sama teman aku satu kampung, dia sekarang di Jakarta, tapi kemaren dia pulang ke jawa”.


“terus..”


“yah, aku kemaren di kasih kabar sama dia, bahwasannya oratunya nyuruh dia pulang”


“Terus kenapa”


“ ternyata, ortuanya itu punya maksudan”


“iyah”


“ kalo dia itu mau di jodohin, sama anaknya juragan kentang tetangga desa aku mas, jadi gimana mas, apa yang harus aku lakuin”.


“ sedangkan nella itu ga mau dijodohin katanya, terus aku gimana yah mas, aku jadi bingung jadi ga laper nih, dari tadi kerja juga ga’ konsen banget”


“kasian amat sih temen aku ini, ntar dulu yang sabar yah, kalo orang sabar itu di sayang tuhan, habisin dulu makan kamu, ntar malah kamu sakit, tambah jadi repot, ya ga”


“Terus aku gimana nih bingung tahu mas, kata dia ngajakin kawin lari”


“ wess nekad….”


“gini mas jangan punya pikirin yang negative, saat kita itu sedang kesusahan,atau dalam keadaan yang seperti apapun ingat mas selalu da yang memberikan jalan keluar terbaik, pintalah padanya, mohon berikan petunjuk sama NYa, pasti ALLOH akan memberikan jalan terbaik buat sampean, sampean mungkin lebih tahu soal agamalah dari aku, jadi jangan berbuat yang melanggar peraturan agama”


“Pernikahan itu mas, hal yang sacral tapi kenapa harus di nodai dengan adanya kawin lari, sayang banget. Yang kita inginkan adalah perkawin yang mawadah warohmah kan tapi kalo orang tua ga’ meridoi giman itu akan tercapai”.


“nah terus apa yang harus aku lakukan mas, sedangkan aku sayang banget mas sama dia, kata nella kalo dia emang serius aku suruh pulang lalu temui keluarganya, sebelum anak juragan kentang itu datang melamarnya”.


“Nah terus pie atine sampean teteg ora, yen siap lebih cepat lebih baik, karena kalo sudah terlambat pasti Cuma jadi penyesalan saja, biasanya yang terjadi itu menikam di belakangnya, padahal itu lebih dosa dari pada sampean mendahului pertunangan itu”.


“ooh ngono yoh mas yoh”


“ nah saiki dak piker wae sing jernih aja gegabah, yakinna, mantepna, terus mulih, jangan menyerah sebelum mencoba. Tapi sampean harus siap dengan segala resikonya yah”. “Ooohh ngono yah”


“ duh wis jam setengah siji, aku mau solat dulu, dah mau masuk, ntar terlambat lagi”. 


 “ ya udah sana, buruan ntar kesiangan di omelin lo sama leader kamu”. 


 “ yo mas matur nuwun yah mas, aku saiki wis sedikit lega mas, dari pada kaya tadi aku putek banget”. 


 “ rono mangkat cepetan, terus kerja sing ati-ati ja ngelamun mengko celaka bahaya, rak sido nikah malahan,hehehhehehe”.Sambil bercanda, aku melihat dia kasihan, hanya karena cinta jadi kaya begitu. Emang cinta yah bikin orang lupa segalanya.


 “ aku berangkat dulu yah mas, ntar kita lanjutin lagi”. Dengan terburu-buru dia pamitan sambil memakai sepatu, dan lari mengejar waktu, biar tidak terlambat masuk kerja, karena hanya sepuluh menit jarak antara kosan sampai ke perusahaan. Jadi ada beberapa waktu dia untuk sampai tepat waktu.


Jam menujukan enam belas lebih tujuh menit biasnya perusahaan keluar jam setengah empat dan karyawan pada keluar sekitar jam empatan, tapi kok sudah jam segini budi belum juga kelihatan, katanya dia mau menylesaikan masalahnya, ko jadi aku yang ga sabar yah, padahal kan yang punya masalah kan dia. 


Tapi naluri sahabat sejatiku keluar. Jadi aku ingin membantunya. Biar dia idak kelihatan murung terus kasihan aku sama dia. Satu jam berlalu, sore sudah menjelang sang mega telah menyingsing, matahari masih gagah diufuk senja walau tahu sebentar lagi cahayanya akan hilang, dan di gantikan malam. dan waktu terus berjalan sampai akhirnya aku berusaha mencari tahu kemana budi sebenarnya, kok belum pulang juga apakah dia nerusin kerjaannya, karena dari tadi hapenya tidak aktif. kata teman-temannya budi tadi keluar buru-buru banget, tapi ga tahu mau kemana, 


"coba Tanya sama azis, kayanya dia tadi jalan ma azis, mungkin di rumah dia”


“ ya udah aku tanyain ajis” “ ada apaan sih qil, kok kayanya penting banget”


“ ga ada apa-apa ko, cuam lagi ada perlu ajah, dari tadi ditungguin ga pulang-pulang”


“ coba aja telpon ajis” “ bentar”


“ tit tot tet, tot tet, tot.tuuuuuuuut”


“tuuuuuuuuuut” “tuuuuuuuuuut” “tuuuuuuuuuut” “tuuuuuuuuuut” 


 “ diangkat-angkat, kenapa yah jadi panic nih aku”


“ emang ada apa sih kayanya serius banget” “ gada apa-apa kok, santai ajah, makasih banget yah informasinya” Dan berkali-kali aku mencoba untuk menghubungi, budi tapi tetep ga aktif hapenya, hape ajis pun sama. 


Gada yang mau mengangkat hapenya, karena aku takut ada kejadian sesuatu sam budi karena, kalau kita sedang kalut biasanya biasa melakukan hal nekat, walau harus di bayar dengan nyawanya sendiri. 


Maghrib telah tiba, aku dan teman di kosan semuanya panic setelah aku seidikit cerita sebenarnya apa yang terjadi sama azis. 


 “kita solat dulu ajah mas”


 “iyah kita solat dulua ajah, mudah-mudahan dia ga’ kenpa-napa”

“ya mudah-mudahan amienn”. Sambil berjalan ke masjid aku dan teman-teman terus mencoba menghubungi budi dan ajis tapi tetap saja ga diangkat-angkat hapenya. Kita telpon ke teman-temannya juga gada yang tahu. 

“Mas udah ikomat mas buruan ntar kita telat”.


Dengan sedikit tergesa-gesa aku dan teman mempercepat langkah kita biar bisa menjalankan solat maghrib berjamaah. Sesampainya di masjid kita langsung ngambil air wudlu, dan bergegas masuk ke masjid untuk mengikuti shof yang tersusun rapih dan lurus itu.


Imam sudah membaca surah ali imron ayat dua puluh, bacaannya tartil banget, pasti ustadz nabawi seorang guru ngaji dia lulusan tebu ireng gontor, seorang ustadz muda yang masih semangat sekali untuk berdakwah, menyiarkan agama islam. Dia juga sering di undang untuk mengisi pengajian, selain baca alqurannya yang enak dia juga kalo lagi ceramah enak, jadi kita merasa bukan sedang di ceramahi tapi kita terbawa emaosinya dalam ceramah tersebut, jadi dengan sendirinya kita bisa memahami inti sari dari ceramah tersebut, karena biasanya banyak sekali orang yang hanya baca dari buka, lalu menyampaikannya apa adanya, makanya monoton, akhirnya jadi membosankan, tapi kalau dia tidak, dia membawakannya sangat halus,lembut tapi kena banget ke pokok masalahnya, mungkin dia tahu bagai mana metode penyampaian ceramah agama sama orang-orang. Pokoknya dia sangat di sukai oleh orang gara-gara ceramahnya itu.ya mungkin ga beda jauhlah dengan ustadz jefri al bukhori, atau yang biasa di panggil UJ itu. Mungkin kalah pamor doang. 


Alunan ayat alquran itu mebius aku dalam solat, sampai aku kadang suka lupa sudah rokaat keberapa, walau baca suratnya lama tapi tetep ga’ kerasa. Setelah salam aku ngikutin wiridan dulu sebentar, biar ga’ salam prêt kalo orang bilang, jadi setelah kita solat langsung ajah berdiri dan bergegas pergi, tanpa berdoa dulu, yang biasa di sebut wiridan.


Walau teman sudah beranjak dulu dari tempatnya, karena suara yang aku dengar itu sangat menyejukan hatiku, bahwasannya ada roh-roh yang datang membelaiku untuk tetap duduk sila, membacakan doa-doa wiridan.


Doanya ternyata ga’ dipimpin oleh ustadz nabawi tapi sama haji basor, dia sesepuh kampung ini, dia orang yang paling disegani di kampung ini. Alfatihah…….. Sallallah ala Muhammad, sallallah alaihi wasalim Sambil berjabatkan tangan kesemua jamaah yang masih ada di masjid, panjatan pujian kepada nabi it uterus di dengungkan, sampai semua jamaah solat maghrib berjabatan tangan semuanya. Lalu melaksnakan sholat sunnah ba’diah dua rokaat, biasanya untuk menyempyrnakan solat wajibya. tapi aku langsung keluar masjid Karena melihat teman-temanku masih satia menunggu di depan teras masjid.


“ mas, dari tadi aku coba hubungin no hape mereka berdua tapi tetep ga’ diangkat” “ iyah mas, kalo punya ms budi malah dari tadi ga’ aktif “ tambah nono. 


“ ya sudah biarin aja toh udah gede ini, kita sudah berusaha tapi tetep ga bisa di hubungi mau bagai mana lagi “. Dengan keputus asaan dan rasa penasran kita bertiga beranjak meninggalkan masjid, pulang ke kosan. Sambil bercandaan kita sambil membicarakan budi sebenernya apa yang sudah terjadi, kita semua mersa sangat khawatir, tapi tetep ketawa-ketawa sambil bercanda.


“ mas, bunuh diri kali yah, terus ngajakin azis gitu, biar ada yang nemenin”.


“suuutt yang bener kamu kalo ngomong ar,jangan asal ngomong, ucaan itu ibarat doa".


“ iyah mas aku juga Cuma becandaan”.


“ ya udahlah yuk buruan kekosan”. Jalan yang ramai oleh para pekerja yang baru pulang dan pra jemputan yang sudah menanti dengan sabar membuat macet, jalan pedesaan ini. Dan orang-orang yang sedang mencari makan, atau sekedar beli pulsa, atau bekebuhan sehari-hari ke alfa mart. Dan beberapa ada yang baru keluar dari pabrik. 


 “Libur-libur ko tetep kerja sampe malem lagi” lirih ku dalam hati. 


Malam semakin larut dan gelap menggelayut di gantungan langit hitam, tak ada sudut yang terang, kecuali ada penerang cahaya listrik. Dimana kelihatan gelap, sama halnya dengan kosan kita yang terlihat seperti rumah persinggaha, remang-remang cahayanya.


“ mas kwi motore sopo toh, nangarepan kosane dewe’, koyo motore ajis yoh”


“aahh aku dah ga jelas eh, kalo dari kejauhan aku ga pake kaca mata”


“ iyah mas kayanya motor si ajis”. Sahut argo sambil menunjukan jari telunjuknya kearah motor yang di tuju itu. Walau aku kuarang jelas tapi aku yakin mereka berdua bener, mudah-mudah di membawa kabar baik amien".


“Assalmualaikum”, denagn serempak kita bertiga mengucapkan salam, walau tergopo-gopoh kita bertiga langsung lari ketika yakin bahwasaanya itu motor ajis. Ternyata benar ada azis, didalam kosan kita ada. 


“ zis kamu sama siapa kesini, terus ada apa, kita dari tadi telponin hape kamu ko ga diangkat, kenapa”. 


Brondongan pertanyaan pada ajis langsung di lancarkan oleh nono dan argo, pantas saja ajis kebingungan untuk menjawabnya. 


“ceritakan jis kamu ari mana ajah, terus si budi mana’ Tanya ku sedikit santai, untuk menenangkan keadaan. 


“tuh budi di kamar atas, ga tahu lagi ngapain tadi dia dari tempat kakanya, ada keperluan”


“ngapain” celahku penasaran.


“ katanya ada keperluan penting, aku juga ga’ tahu apa yang dia omongin, terus habis itu ke pook bis malam, pesan tiket, katanya male mini juga dia mau pulang”.


“ haaa pulang kemana, emang ada apa, ada yang sakit atau meninggal yah”. tanyaku yang semakin penasaran, sebenarnya ada apa. Nono dan argo hanya diam terpaku mendengarkan cerita ajis sambil duduk di depan tivi. 


“iyah dia mau pulang kampung ngapain, bukannya dia besok kerja”


“ga tahu deh nanyain ajah ke orangnya langsung” tanpa keterangan lebih lanjut. 


“iyah masi aku mau pulang kampung male mini juga”, sambil menuruni tangga dia sedikit menjelaskan.

 
“aku sudah yakin mas, dengan pilihan saya, tadi aku ke tempat kaka minta restu dari beliau, dan beliaupun merestui”. Dengan sedikit tercengan dan bingung aku memeluk budi dan mengucapakan kali syahadat “lailahaillalloh muhammadurassullullah, mudah-mudah alloh memberkatimu”.

Dan semua teman-temannya pun ikut memeluknya terharu. 


“ ayo semangat semua pasti bisa, sebelum kita terlambat dan kita akan menyesalinya kalau belum kita usahakan, kita harus berusaha, walau sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan cinta”, Semua teman-temannya memberikan semangat kepada budi agar apa yang akan di perjuangkan menjadi bukti nyata bahwa semua bisa dilakukan kalau kita mau berusaha, jangan menyerah sebelum melakukannya, karena setiap kesusahan pasti ada jalan keluarnya.


“ mas, hari ini akan aku buktikan pada dunia bahwasannya cinta sejati yang aku miliki adalah cinta yang terlahir dari kasih sayang dan pengorbanan, aku akan berkorban demi cinta, karena aku yakin cinta ini adalah cinta sejatiku



###


”by. ande-ande loemoet
cibinong, 28/05/10
jam 1:20 pagi.

Share this post

About @ridone_sia

Kwe mbok sing tes pada maca aja kur maca tok yah, mbokan pada ninggalna pesan lan kesanne apa, tes maca tulisanku. Dong ana sing muntah-muntah aku ora pan melu tanggung jawab, soale aku ora krasa metengi koe. Tapi dong sing mutah lanang ndeyan kwe masuk angin. tek sarana kerokan nggo duit satus sing jaman gemiyen. yen seneng/cinta/apa pengin kenalan tulung kyeh pada follow mene maring Twitter

Tentangku-Kebijakan-Kontak
Copyright © 2010 Ridonesia.com. Distributed By Blogger Themes | Blogger Template by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.
back to top