Sunday, December 29, 2013

Cinta dengan Keagungan-Nya

Posted at  Sunday, December 29, 2013  |  in  Fiktif

Malam ini hawa dingin menyeruak ke sekujur tubuh, terasa menusuk hingga ke tulangku, cuaca sangat dingin. Kehampaan menjelma menjadi penderitaan kesucian cinta, ketidakhadiran sang rembulan menampikan ketakutan. Kiranya sang satelitpun enggan menampakan jati dirinya yang anggun. Namun disisi langit yang lain bintang bertaburan disana sini menghiasi gelap gulita ruang angkasa raya. Kekuatan alam menjadi daya tarik tersendiri, semua orang bisa menikmatinya, karena keindahan tak bisa terbayarkan oleh sesuatu apapun, tak ada satupun bandingan yang sepadan dengan ciptaan-Nya. Lukisan indah sang maha pencipta, semua bersujud takluk di tangan keabadianNya. Semakin pekat kegelapan ini, semakin gulita keadaan ini, maka semakin terasa kedamaiannya. Tempat merenungkan segala yang telah terjadi dalam kehidupan, tempat merenungkan apa yang akan terjadi dikemudian. Keberadaannya bisa dirasakan, bisa dilihat, bisa disentuh, bisa dinikmati, namun itu menjadikan kita kerdil di bawah telapak tangan langit-Nya.


Kini rasa takut menggelayuti fikiranku, menjadikan singgahsana kekekalan dalam sanubari yang penuh dosa. Kemunafikan yang terjadi takan terlupa oleh akal sehatku. Menyakitkan, oh sungguh menyakitkan..! Keheningan ini membuatku sadar akan apa yang sedang terjadi. Kepastian dalam sebuah percintaan tak terelakan, bahwasanya aku hanyalah pelarianmu saja. Memang kau datang pada waktu yang tepat, disaat aku membutuhkan, namun apakah salah jikalau aku merasakan hal ini, mencintaimu, mendambamu, mengharapkanmu, ingin selalu bersamamu.

Oh sungguh kejam nian caramu, menyingkirkan diriku, dari percintaan ini, kau buat aku jatuh. Kau hanya menginginkanku untuk bisa mendapatkan dirinya kembali, setelah kau dapatkan kembali, kau tinggalkan aku dengan kejam, pergi tanpa kata. Menusuk sakit, oohh sangat sakit menikamku. Dan aku hanya menikmati kesakitan ini, karena aku tak bisa berbuat apa-apa. Biarlah semua menjadi cinta yang abadi dalam jiwaku, kekuatan cinta ini takan hilang sampai aku mati, kedamaian selalu dihati. Kurindukanmu selalu mendambamu hingga aku kuat kalahkanmu. Berjalan, berlari, terbang, melayang untuk mendapatkan kesempurnaan diri.

Terang akan menyambutku dalam kedamaian, membawaku bersama peri-peri pualam dari surga, yang Alloh ciptakan wajahnya dari empat warna, putih, hijau, kuning dan merah. Dan telah menciptakan badannya dari za’faran, kasturi dan kapur barus. Sedang rambutnya diciptakan dari qaranful. Dan dari jari-jari kakinya hingga lututnya diciptakan dari za’faran yang sudah diharumkan dan lututnya hingga payudaranya diciptakan dari ambar. Sedang dari leher hingga kepalanya diciptakan dari kapur barus. Dan andaikata seorang dari bidadari-bidadari itu meludah kedunia, niscaya dunia itu akan menjadi kasturi, dan tertulis pada dada mereka masing-masing nama suaminya dan sebuah nama dari antara nama-nama Alloh ta’ala. Dan pada tangan tiap-tiap seorang diantara mereka terdapat gelang-gelang, sedang pada jari-jarinya terpasang sepuluh cincin dari intan dan mutiara, sungguh indah pengibaratan yang diberikan untuk menunjukan keagungan itu. Bagi yang merayakan kemenangan, hangatnya sentuhan cinta takan dilupakan sekejap mata. Rencana alam yang tertulis dalam suratan takdir mungkin menjadi pilihan terakhir atas penyerahan diri pada sang maha rencana. Ku alunkan sair-sair cinta untuk membalas puisi-puisi yang kau buat untukku, sebagai tanda kekuatann yang abadi takan pernah hilang tertelan alam. Demi waktu yang telah berlalu sandingkanlah aku dengan secangkir teh hangat, sebagai teman setia dalam kesendirianku. Bawalah daku dalam damai cinta yang abadi, kesucian air yang mengalir dari surga sejukan jiwa-jiwa yang hampa.

Perjalanan yang singkat ini terasa sangat hangat di pelukmu, aku relakan kau bersamanya lagi, tapi aku takan rela bila kau tersakiti, bila sebuah kedamaian hanya menjadi harapan semu yang kau nantikan di perjalanmu, lebih baik kau bersamaku yang lebih tahu apa yang kau harapkan dalam hidupmu, atau kau bebas sesuka hatimu. Diriku hanya pendatang baru dalam hatimu yang mengisi ruang kosong kehampaan hatimu, tak pantaskah aku mendampingi dirimu, menemani setiap langkahmu, merengkuhmu, menyatukan jiwa dalam kehangatan cinta.

Aku harus terus menulis untuk mengungkapkan apa yang menjadi gundah dalam hatiku, seperti apalagi aku berbuat untuk bisa mengembalikan serpihan-serpihan cinta yang remuk karenamu. Seorang pecinta sejati bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari orang yang dicintainya, atau menuntut sesuatu dari keikhlasanya itu. Tapi sejatinya, pecinta adalah orang yang bermurah hati memberi pada keikhlasannya, bukan malah memperoleh sesuatu darinya.

Rumput bergoyang tertiup angin semilir, air gemercik menetes, aku berlindung kepada tuhan yang menguasai waktu fajar dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan, dan dari kejahatan perempuan-perempuan penyihir yang meniup pada buhul-buhul talinya, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.

Hawa dingin kini sudah tak lagi terasa, bintang dilangit yang gelap mulai memudar hilang dari peredaran, tak terasa aku lalui malam dengan keterasingan, kesepian, kesendirian. Aku berjalan cepat menghampiri penderitaan, fajar berangsur hilang menyapa pagi yang datang, tapi terangpun enggan membawaku kembali. Sepertinya aku merasakan mati tebunuh oleh diri sendiri. Padahal kalau saja aku mau menjadi diriku sendiri rasanya takan sampai seperti ini. Kekuatan dalam dirilah yang membuat hidup kita akan lebih berarti, dari pada terus menerus seperti ini, mati terkubur dalam angan keterpurukan. Demikianlah perjalan spiritul malam yang aku jalani untuk menghilangkan rasa benci dalam diri. Kedamaian datanglah bersama pagi yang indah penuh warna, keromantisan, dari belaian kasih sayang pecinta yang sejati. Kesejukan mengilhamiku sebuah kekuatan besar yang takan pernah hilang, membawaku pada keajaiban dunia, yaitu sebuah keagungan cinta. Jejak langkahku semakin ringan melangkah dengan pasti, berlari secepat-cepatnya seperti jalan ini tak ada yang menghalangi. Aku disini tak bisa terhakimi. Kepastian dalam hati untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik, bukan malah mati tenggelam dalam pendustaan yang kejam. Pergilah kau cinta hapus semua luka laraku. Datanglah sang jiwa, kekuatan dalam cinta hadirlah bawaku terbang, tunjukan pada mereka bahwa aku tak seperti yang mereka kira. Inilah aku yang bisa mengubah dunia. Pujangga yang mampu berdiri tegak bersama pena, berlari cepat dengan cinta, dan tak akan mati oleh karenanya.

Aku telah menghabiskan setengah malam untuk merenung, mendatangkan kebodohan pada akal sehatku, membayangkan keterpurukanku dalam kehidupan, menyeretku pada sebuah penderitaan tak terlewatkan.

Kini aku harus bisa membangkitkan percaya diriku, memaksaku kerdilkan susunan nyawaku hingga serasa mati. Dengan demikian aku menjadi orang yang tak tentu arah dan tujuan, terombang ambing oleh perasaan, tersiksa oleh amarah. Sedikit saja kata yang bisa diungkapkan menjadi sebuah pertimbangan besar, yang bisa mengubah kepercayaan, yang bisa meluluhkan keyakinan. Namun kenyataannya bukan itu, yang kudapat melainkan kehidupan yang semakin terpuruk. Bangkitlah jiwaku. Sadarilah bahwa waktu yang terbuang sudah terlalu banyak.

Lamunanku tentang dirimu itu hanya akan terus membelenggu, mematikanku, menyiksaku, menyakiti perasaanku. Hiduplah kembali diatas kepercayaan diri sendiri. Satukan hati tekatkan dalam jiwa ini, agar aku bisa meraih kedamaian dalam diri. Aku takan hilang, hidup dengan kedamaian. Percayalah bahwasannya masih ada cinta yang lebih baik dari cinta ini. Dari pada aku harus terus menurus diam dan tak berarti. Berdirilah tegak lawan semua yang menentang, hadapi semua yang terjadi. Bangunlah puzzel yang telah hancur ini dengan rapi, akan ku susun lagi hingga menjadi istana untuk kerajaan cinta yang akan ku beri arti.

Datanglah cinta hampiri aku, dekatlah denganku, peluklah diriku, sampaikan pada alam semesta raya aku sekarang sedang bercinta. Menggapai sebuah keharmonisan sebuah cerita. Keyakinan akan pertimbangan kata, mengingat pedihnya masih terasa. Tapi aku yakin dan percaya ini bukan cinta biasa, melaikan datang dari surga, tempatnya para bidadari. Pastikanlah dulu pada kenyakinan hati yang terdalam. Karena untuk menyatakan kejujuran takan bisa sehari atau dua hari keputusan, melaikan butuh waktu dan pengorbanan yang lama, agar bisa menjadi sebuah jawaban dari semua pertanyaan. Kuatkan hatiku, pastikan jiwaku, untuk tetap bersama cintamu. Yang lalu biarlah berlalu, mungkin sekarang sudah saatnya aku menjadi diri sendiri. Tanpa sedikitpun persoalan tentang rasa yang mematikanku, yang bisa mematahkan semangatku kini esok dan seterusnya.

Pesawahan,27 Agust 2011
Dimalam yang hening

Wa takip.....”Saur......., Saur......., Saur......., Saur......., Saur.......”

Share this post

About @ridone_sia

Kwe mbok sing tes pada maca aja kur maca tok yah, mbokan pada ninggalna pesan lan kesanne apa, tes maca tulisanku. Dong ana sing muntah-muntah aku ora pan melu tanggung jawab, soale aku ora krasa metengi koe. Tapi dong sing mutah lanang ndeyan kwe masuk angin. tek sarana kerokan nggo duit satus sing jaman gemiyen. yen seneng/cinta/apa pengin kenalan tulung kyeh pada follow mene maring Twitter

Tentangku-Kebijakan-Kontak
Copyright © 2010 Ridonesia.com. Distributed By Blogger Themes | Blogger Template by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.
back to top