Tuesday, August 12, 2014

Nyanyian Merdu untuk Kisahku

Posted at  Tuesday, August 12, 2014  |  in  Fiktif

Membiarkan serpihan hati yang luruh oleh ketidakberdayaanku di ujung penantian panjang. Telah kurelakan semua ini berjalan sesuai dengan kodho dan kodar sang khalik. Aku mencoba lagi untuk berdiri dan menatap matahari yang elok di pagi hari.

Nyanyian-nyanyian burung saling bersautan. Sang jantan menunjukan nyanyian paling merdu, untuk memikat betina. Jantan yang lain memperlihatkan tarian indah. Aku memperhatikan prosesi itu.  Proses pemilihan secara alami, siapa yang paling hebat, siapa yang paling manis menunjukan kualitas terbaiknya, itulah pemenangnya.

Aku bukanlah pemenang untuk mendapatkan kamu, yang memiliki nyanyian merdu, ataupun tarian yang indah. Tapi hati tulus ini kubiarkan untuk melawan takdir. Bahwasannya aku masih bisa untuk memilikimu walau hanya dalam angan. Aku biarkan fikiranku menjamah ruang-ruang gelap tak bertakdir. Ruang hampa tanpa harapan dan kepastian.

Hujan turun, musim kemaraupun berhenti. Walaupun air hujan kadang masih enggan untuk turun. Setidaknya seminggu hanya sekali, bahkan sampai tidak turun sama sekali. Namun tanda pergantian musim ini sudah terlihat jelas. Burung yang waktu itu berdendang mencari pasangan, sekarang mereka sedang asik untuk melanjutkan musim kawinnya. Membuat sarang di atas dahan yang rindang. Mempersiapkan musim dingin yang panjang.

Sang betina sibuk mencari ranting-ranting untuk membuat sarang, sedang pejantannya mencari makan untuk persediaan si betina mengerami telur-telurnya hingga sampai menetas satu persatu.

Aku dipersimpangan jalan, tetap menjadi penyanjungmu dengan khayalan imajiku atau ingin menjauh darimu dan menjalani hidup baru. Namun aku belum siap untuk melangkahkan kaki dan menjajakannya pada cinta-cinta lain. Sepertinya sangat berat untuk memulai dari awal. Membiarkan hatiku mengembara pada hati lain. Menyampaikan cinta pada cinta yang lain. Menyerahkan perasaan pada wanita lain. Aku cukup tersiksa pada kehidupanku yang seperti ini. Aku ingin seperti burung yang bebas lepas, terbang kesana kemari. Cukup menjadi yang terbaik untuk betina dan dipilih untuk menemaninya membuat sarang, bertelur, menetas dan membesarkan anak-anaknya kelak.


Aku ingin sesimpel itu saja menjalani kehidupan ini. Namun percintaan ini sulit untuk aku akhiri. Aku ingin berakhir dari penantian panjang mengkhayalkan cinta darimu. (/rdl)

Share this post

About @ridone_sia

Kwe mbok sing tes pada maca aja kur maca tok yah, mbokan pada ninggalna pesan lan kesanne apa, tes maca tulisanku. Dong ana sing muntah-muntah aku ora pan melu tanggung jawab, soale aku ora krasa metengi koe. Tapi dong sing mutah lanang ndeyan kwe masuk angin. tek sarana kerokan nggo duit satus sing jaman gemiyen. yen seneng/cinta/apa pengin kenalan tulung kyeh pada follow mene maring Twitter

0 comments:

Tentangku-Kebijakan-Kontak
Copyright © 2010 Ridonesia.com. Distributed By Blogger Themes | Blogger Template by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.
back to top