Tuesday, February 11, 2014

Mengejar Tante-tante #2

Posted at  Tuesday, February 11, 2014  |  in  Cerpen

Jalanan jakarta sedang macet parah, suara mesin berderu kencang, suara klakson saling bersautan. Supir metro mini dan bus kota saling memaki dengan para sopir taksi, ditambah sedap bumbu berisik dari sopir bajaj yang nampaknya acuh dengan keadaan ini. Aku sedang berdesakan di metromini 91 arah Batur sari - Tanah Abang, saat itu aku hendak ke pusat perbelanjaan yang ada di daerah grogol, rencananya aku mau beli hape. Supir nampaknya lihai dalam mencari celah, untuk menembus kemacetan karena memang setiap hari terjadi di jalanan ibu kota. Aku hanya banyak berdoa agar selamat sampai tujuan, sang sopir membawa kendaraanya dengan sekonyong-konyong, mengerem mendadak dan tanjap gas semaunya.

Sesampainya di tempat tujuan aku merasa ingin muntah karena perut dikocok abis karena ulah ugal-ugalan supir sialan tadi. Tapi itulah hal seru setiap aku naik metromini, dengan sensasi luar biasa!

Hari itu aku menuju pusat perbelanjaan elektronik, letaknya ada di jalan KH Mas Mansyur di Jakarta Barat, rencananya aku mau membeli hape, sudah hampir tiga bulan yang lalu aku sudah hunting. Hape keluaran pabrikan Korea yang lagi banyak banget di pasaran saat ini.

Beberapa penjaga toko memanggil-manggil pada setiap orang yang datang dengan maksud untuk menawarkan barang dagangannya. Saat itu kondisi mall sedang banyak pengujung. Aku sesekali berhenti di toko-toko yang memajang beberapa macam hape, tapi hanya sekedar untuk mengecek harga pasaran saja, karena aku ingin langsung datang di galery produsen hape tersebut. Harga di toko-toko tersebut memang ditawarkan dengan menggiurkan, promo yang mereka berikan juga sangat menarik. Aku hampir kepincut dengan rayuan-rayuan cici si penjaga toko, dengan bahasa dagang yang cukup lihai. Tapi aku tetap dengan tujuan awal yakni ke galerynya langsung.

"Ci ada hape model kayak gini gak ci" suara itu terlintas di telingaku. Salah seorang penjaga toko mengambil hape dan menaruhnya diatas etalasenya. " Ni barang lagi laku banget ah, loe orang gak rugi kalau beli disini, aku kasih harga miring ah" dengan sigap si penjaga toko tadi menawarkan barang dagangannya kepada pembeli yang meminta barang sesuai dengan keinginnanya tadi. Setelah beberapa waktu tawar menawar akhirnya proses jual belipun terjadi.

Aku menuju galery hape produk korea itu, letaknya berada paling pojok di lantai lima pusat perbelanjaan elektronik terutama hape terbesar di jakarta. Aku menanyakan tipe hape sesuai dengan yang aku maksud, sesuai rencana awal. Di etalase ada beberapa hape contoh. Aku sedikit tergiur dengan hape berbagai macam terebut, aku mulai mengoperasikannya untuk lihat-lihat fitur yang ada di hape tersebut, atau sekedar iseng ingin tahu saja..

"Mbak, hape ini berapaan yah harganya"

"Yang itu, Tiga juta enam ratus sepuluh ribu, pas" Salah seorang penjaga galery menjawab sambil memberikan keterangan pada pendatang. tapi dari suaranya aku sedikit tidak asing, karena beberapa waktu yang lalu seperti mendengar suara itu. Ternyata benar seorang wanita paruh baya yang sebelumnya membeli hape di toko yang aku hampiri di los bawah.

Pandanganku tertuju padanya memperhatikan tingkahnya, dia sedang mengoperasikan hape contoh sambil bertanya-tanya pada penjaga toko. Dalam hatiku terbersit pertanyaan, "buat apa beli hape banyak-banyak mau jualan". Tiba-tiba aku salah tingkah saat pandangan wajahnya mengarah padaku hinga kita bertemu di suatu titik. Senyumnya mengembang, parasnya yang cantik di poles dengan make minimalis, tubuhnya yang semampai, ditambah kakinya memakai sepatu berhak tinggi menambah kesempurnaan seorang wanita. mungkin dia masih ingat dengan wajahku, karena tadipun aku memperhatikan dia saat di toko sebelumnya.

Sambil iseng aku menanyakan keunggulan hape yang berjejer itu, aku melihat dia paham betul dengan hape yang ada disitu. Tapi itu hanya sebuah kamuflase untuk mengetahui dia lebih lanjut. Aku memberanikan diri untuk bertanya padanya, walau sedikit canggung akhirnya kekhawatiranku terbayar karena dia menyambut beberapa pertanyaan dariku.

Setelah beberapa waktu akhirnya aku melakukan transaksi jual beli sesuai dengan hape yang aku inginkan. Hape itu aku beli dan langsung di instal beberapa perangkat lunak. Salah satunya adalah Blackberry for Android, setelah selesai penginstalan aku iseng menanyakan bagaimana cara pengoperasian perangkat lunak tersebut, apakah sudah aktif atau belum pada wanita paruh baya yang masih sibuk dengan beberapa hape yang di sodorkan oleh penjaga toko, dia memberikan beberapa penjelasan yang dia tahu dan memberikan Pin BB untuk aku invite. Setelah di invite dan di konfirmasi perangkat lunak itupun aktif dan bisa di operasikan, disana terlihat satu kontak teman bernama Adelia dengan foto wajah cantiknya, mengenakan gaun merah panjang dengan tas kecil di samping.

"Jangan di hapus yah kontaknya...!, nanti aku Ping!! "

The end



Share this post

About @ridone_sia

Kwe mbok sing tes pada maca aja kur maca tok yah, mbokan pada ninggalna pesan lan kesanne apa, tes maca tulisanku. Dong ana sing muntah-muntah aku ora pan melu tanggung jawab, soale aku ora krasa metengi koe. Tapi dong sing mutah lanang ndeyan kwe masuk angin. tek sarana kerokan nggo duit satus sing jaman gemiyen. yen seneng/cinta/apa pengin kenalan tulung kyeh pada follow mene maring Twitter

Tentangku-Kebijakan-Kontak
Copyright © 2010 Ridonesia.com. Distributed By Blogger Themes | Blogger Template by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.
back to top