Tuesday, June 10, 2014

Cintaku, cinta yang tak lekang oleh waktu

Posted at  Tuesday, June 10, 2014  |  in  Nggak Enak Jadi Jomblo

Tangannya yang lentik, mukanya yang merah merona, kulitnya yang putih bersih itu membuatku tak bisa berpaling dari pandangan untuk menatapinya sepanjang hari. Aku terdiam, gugup, dan hampir mati saat dia memberikanku salam. Aku tersipu malu saat dia membiarkan pandangan mata indah itu bertemu. Aku terbang melayang menembus langit ketujuh dibuatnya, senyumannya merangsang keseluruh urat syarafku. Aku tidak bisa membiarkan rasa yang begitu hebat itu berdiam diri dalam benaku, ingin kusingkirkan jauh dari khayalanku. Tapi nampaknya aku telalu bodoh untuk itu. Menjadi pendamba wanita yang sejatinya hanya impian yang terlihat nyata. Aku berdiri dan lari mencari sesuatu yang mungkin bisa bungkam keinginanku itu, namun aku tak sanggup demi menjaga perasaan ini tetap utuh. Jiwaku melayang, terbang, bersama bidadari penghuni surgawi. Menyambut malam, menertawakan bintang, mendoakan malam agar tetap malam, dan tak pernah ada siang, agar aku bisa tetap bermimpi indah dengannya. Atau mengutuk siang demi terjaganya hari, agar aku tetap bisa memandangi lentiknya jari jemari nan indah itu.

"Selamat pagi"
"Pagii.." jawab wanita berparas rupawan, dengan senyum mengembang.

Dia adalah bidadari yang aku temui dikala siang, yang setiap waktu bisa aku lihat dengan menyamar sebagai laki-laki bodoh, yang tak pernah tahu akan cinta dan perasaan. Atau menjadi laki-laki idiot yang tak pernah bisa menyatakan perasaan penyiksa batin itu. Aku hanya bisa menjadi kerangka kosong tak mempunyai otak dan fikiran, karena hanya melihat dan memandangi perempuan yang sejatinya hanyalah manusia biasa. Ciptaan tuhan yang diberikan keindahan dengan wewangian di sekelilingnya. Aku kadang terbenan dalam sunyi, dan hilang dalam kesepian. Jiwa yang sunyi, hati yang sepi. Aku mendambamu wahai wanita yang memiliki paras nan rupawan itu.

"Hai..."
"Hai..." Senyumnya mengembang, keramahannya meluluhkan hatiku.

Andaikan aku bisa lebih banyak bicara dengan wanita cantik dengan tangan lentik untuk mengenalnya lebih jauh, ketimbang aku hanya bisa menyapa dan mengkhayalkan saja, mungkin kiranya itu lebih baik dan aku tidak seperti orang bego. Namun aku hanyalah pemimpi bodoh yang terus tenggelam dalam lamunan. Dimataku inilah cinta, inilah kasih sayang. Mungkin bagiku ini cukup, bahkan sudah lebih dari cukup untuk mengungkapkan perasaan ku itu pada sosok yang menjadi lamunanku.

"Hai, nama kamu siapa, aku Gian. Pasti udah tahu kan, toh ada name tagnya. Boleh nggak aku minta pin BB kamu, soalnya setiap aku lihat kamu pasti lagi mainin BB. Hmm ngomong-ngomong malam minggu ini ada acara gak, mau gak kalau aku ajak jalan, ada film baru yang seru loh"

Aku coba menghafalkan perkataan itu berulang-ulang kali di depan cermin, hampir sudah ribuan kali. Tapi begitu aku ketemu dengan orangnnya aku selalu gagal dan bodoh dengan sendirinya. Aku gagu dan gagap, tidak bisa mengeluarkan kata-kata itu. Aku kikuk di buatnya. Apalah artinya hafalanku yang sudah kuhafalkan sampai mulutku berbisa itu, tapi tak berguna didepannya. Aku merasa sangat payah sebagai laki-laki. Di saat orang-orang diluaran sana dengan seenaknya mendapatkan perempuan, dan meninggalkannya juga dengan seenaknya. Aku malah masih susah untuk berbicara jujur kepada wanita yang rambutnya berombak itu.

Hatiku semakin gundah gulanah tatkala ada laki-laki dengan sengaja mendekati dia, atau sekedar bercengkrama dengannya. Hatiku hancur berkeping saat melihat dia jalan dengan laki-laki yang mungkin dengan mudah mengucapkan kata-kata manis didepannya, dan dia langsung kepincut karena rayuanya. Aku ingin teriak saat ada laki-laki yang setiap pagi mengantarnya ke kantor, dan menjemputnya kala pulang kantor. Bahkan mau menunggunya di depan loby kantor saat dia lembur. Hatiku remuk dan rasanya ingin mati kala aku melihat di wall facebooknya berganti status dari lajang menjadi tunangan. 

"Mati saja aku, dari pada hidup hanya menunggu ketidakpastian. Aku hanya diam kala semua itu terjadi begitu saja di depan kehidupanku" Gumamku dalam hati yang teramat dalam.

Status facebooknyapun sekarang berganti lagi dari tunangan menjadi menikah. Di kantor tersebar undangan, berwarna merah berpita keemasan. Undangan itu bertulisankan namanya yang bergelar Sarjana Ekonomi, dan sang suami bergelar Master managemen. Aku menunduk lesu dan merasa tak ada harapan lagi, untuk bisa melihat jari jemari nan lentik itu. Jari yang lentik, yang bisa kupegang dengan sepenuh hati, aku kecup dengan penuh rasa cinta, aku sentuh dengan perasaan sayang yang paling dalam. Itu semua sudah berlalu, khanyalanku sudah hilang dan terbang bersama bintang gemintang yang berhamburan di langit luas sana.

"Hai, nama kamu siapa, aku Gian. Pasti udah tahu kan, toh ada name tagnya. Boleh nggak aku minta pin BB kamu, soalnya setiap aku lihat kamu pasti lagi mainin BB. Hmm ngomong-ngomong malam minggu ini ada acara gak, mau gak kalau aku ajak jalan, ada film baru yang seru loh" tanyaku penuh dengan kepercayaan diri yang tinggi.

Wanita itu tersimpu malu, tercengang kaget, dan sedikit shok.

"Gila kamu yah, aku kan sudah punya suami, mau taruh dimana mukaku kalau sampai suamiku tau, ada orang yang begitu lancangnya megatakan itu padaku" Plakkkk...! tamparan itu mendarat persis dipipiku.

Hatiku goyah, marah, dan merasa sangat bodoh, bego dan tolol. Aku khilaf, aku salah seharusnya ini tak boleh terjadi. Sungguh ini sebuah kesalahan besar yang pernah aku lakukan. Tindakan yang sudah diluar kewajaran. Hal gila yang tak pernah dipikirkan oleh semua orang.

Dosaku takan terampuni. Mungkin kesalahanku itu bisa membawa petaka untukku. Kesedihanku semakin panjang, aku akan mati sia-sia dan dibiarkan membusuk dalam kepedihan cinta yang teramat panjang. Aku menunggu mati, hingga maut mencabut nyawaku. Sampai semuanya sirna dalam hidupku. Aku hanyalah laki-laki tuna cinta. Laki-laki bisu yang tak bisa mengungkapkan perasaan cinta. Semakin dalam perasaan itu, semakin hilang semua harapanku. 

"Maafkan aku yah, mungkin tidak seharusnya aku mempermalukanmu seperti waktu itu" Seru wanita berparas cantik yang mendaratkan tamparannya di pipiku, beberapa tahun lalu di depan loby kantorku.

Aku heran, aku tak percaya. Kenapa dia berubah seperti itu. Dia berbalik arah seratus delapan puluh derajat. Perkiraanku yang akan mati sia-sia itu kembali. Aku hanya mengelus dada dan bersabar. Aku hanya tersenyum manis. Tentunya aku dengan besar hati memaafkan dia. Karena itu adalah kesalahanku, bukan dia. Memang imbalan yang pantas untukku.

Ping…! Dan ada satu pesan masuk di BBM ku, yang dikirimkan nina wanita yang rambut berombak, tatapan matanya yang tajam, dan jari jemari yang lentik. "kamu lagi apa, malem ini ada acara gak! aku punya dua tiket Konser Tulus nih di Summarecon Mall Serpong, Kalau mau nanti jam tujuh malem, jemput aku yah di rumahku".

Aku langsung bergegas menyiapkan segala sesuatunya, aku ingin tampil maksimal. Aku keluarkan semua koleksi baju, sepatu, aksesoris terbaik yang aku miliki. Mana yang kiranya cocok untuk aku pakai nanti malam, saat menggandeng dia, wanita cantik yang terpendam dalam, sangat dalam di relung hatiku. Wanita yang aku idam-idamkan. Wanita yang bisa setiap saat aku memeluknya saat bertemu, membelai jemarinya yang lentik itu saat sedang duduk berdua, atau sedikit kecupan manja di bibirnya. 

Malampun tiba, aku menjemputnya di depan rumahnya. Aku merasa sangat bahagia. Aku percaya diri. Aku pede akhirnya bisa tercapai semua khayalanku. Akhirnya aku bisa bersama wanita yang indah di pandang saat sedang melakukan apapun. Wanita berpenampilan elegan, penuh pesona dan sangat istimewa. Walapun kini sudah berumur hampir tiga puluh dua tahun, dan berstatus janda dengan satu orang anak, tapi dia tetap telihat cantik dan rupawan. 

Dia mengenakan baju yang feminim, bersepatu hak tinggi, sepatunya sepadan dengan baju yang di kenakan, tatanan ramput rapi, menambah kesan keanggunan. Bermake-up sedang tanpa banyak polesan dia sudah terlihat begitu sempurna. Di tambah dengan aksesoris yang pas dikenakan dengan padanan yang sangat sempurna, menambah kesan dia adalah wanita yang fashionable. 

Aku menunggu momen ini begitu lama. Hapir sepuluh tahun lamanya, kesengsaraan hidupku menanti cinta. Menunggu datangnya bidadari yang menyapaku dengan senyuman indah, dan menyalamiku dengan ucapan sayang. Saat ini aku bahagia, bisa hidup layaknya laki-laki normal. Walaupun sekian lama itu aku hanyalah manusia bodoh yang merindukan bidadari jatuh dari kahyangan.

Malam panjang itupun tak aku sia-siakan untuk melakukan hal-hal bodoh. Aku benar-benar ingin membuatnya bahagia. Aku benar-benar ingin menjadikan dia wanita satu-satu dimuka bumi ini yang paling bahagia. 

Acara malam itupun begitu romantis, alunan lagu-lagu dari penyanyi Tulus membawa aku dalam sebuah nostalgia cinta. Aku berdua kasmaran, merasa nyaman dan tenang bisa berduaan seperti ini. Menyaksikan melodi cinta. Berjoget bersama, menyanyi bersama, teriak-teriak mengeluk-elukan sang artis. Aku bahagia bisa melakukan itu dengannya. Hal yang dulunya hanya khayalan belaka, mimpi semata. Yang mustahil akan pernah terjadi eperti malam ini. Tapi inilah kekuatan cinta. Cinta yang penuh dengan rasa cinta, sayang yang penuh dengan romansa kasih sayang. Aku terbuai dalam alunannya, mengalir merdu dan syahdu di telingaku. 

"Mau kah kau menikah denganku" Aku menutup malam itu dengan ungkapan perasaan yang dalam, dengan menyodorkan cincin kepadanya, sebelum dia turun dan meninggalkan mobilku.

"Iyah, aku mau menikah denganmu" tangannyapun bersaut, menuntun aku untuk memasangkan di cari manisnya. Sebuah kecupan manis mendarat di keningku. Ciuman cintapun bersarang di bibirku. Aku kikuk, aku terbang melayang menembus nirwana. Seakan khayangan milik kita berdua. Langit gelap yang dipenuhi taburan bintang-bintang  menjadi saksinya. Cincin permata itu jadi kuncinya. Cintaku akhirnya bisa menjadi kenyataan dalam hembusan angin keabadian, yang takan pernah lekang oleh zaman. Hingga sampai akhir khayat dunia ini kita akan selalu bersama. Cinta yang abadi untuk selama-lamanya. Cintaku cinta yang tak lekang oleh waktu. (/rdl)

Lippo karawaci, 10 juni 2014

Share this post

About @ridone_sia

Kwe mbok sing tes pada maca aja kur maca tok yah, mbokan pada ninggalna pesan lan kesanne apa, tes maca tulisanku. Dong ana sing muntah-muntah aku ora pan melu tanggung jawab, soale aku ora krasa metengi koe. Tapi dong sing mutah lanang ndeyan kwe masuk angin. tek sarana kerokan nggo duit satus sing jaman gemiyen. yen seneng/cinta/apa pengin kenalan tulung kyeh pada follow mene maring Twitter

Tentangku-Kebijakan-Kontak
Copyright © 2010 Ridonesia.com. Distributed By Blogger Themes | Blogger Template by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.
back to top