Membiarkan
serpihan hati yang luruh oleh ketidakberdayaanku di ujung penantian panjang.
Telah kurelakan semua ini berjalan sesuai dengan kodho dan kodar sang khalik.
Aku mencoba lagi untuk berdiri dan menatap matahari yang elok di pagi hari.
Nyanyian-nyanyian
burung saling bersautan. Sang jantan menunjukan nyanyian paling merdu, untuk
memikat betina. Jantan yang lain memperlihatkan tarian indah. Aku
memperhatikan prosesi itu. Proses
pemilihan secara alami, siapa yang paling hebat, siapa yang paling manis
menunjukan kualitas terbaiknya, itulah pemenangnya.
Aku
bukanlah pemenang untuk mendapatkan kamu, yang memiliki nyanyian merdu,
ataupun tarian yang indah. Tapi hati tulus ini kubiarkan untuk melawan takdir.
Bahwasannya aku masih bisa untuk memilikimu walau hanya dalam angan. Aku
biarkan fikiranku menjamah ruang-ruang gelap tak bertakdir. Ruang hampa tanpa
harapan dan kepastian.
Hujan
turun, musim kemaraupun berhenti. Walaupun air hujan kadang masih enggan untuk
turun. Setidaknya seminggu hanya sekali, bahkan sampai tidak turun sama sekali.
Namun tanda pergantian musim ini sudah terlihat jelas. Burung yang waktu itu
berdendang mencari pasangan, sekarang mereka sedang asik untuk melanjutkan musim
kawinnya. Membuat sarang di atas dahan yang rindang. Mempersiapkan musim dingin
yang panjang.
Sang
betina sibuk mencari ranting-ranting untuk membuat sarang, sedang pejantannya
mencari makan untuk persediaan si betina mengerami telur-telurnya hingga sampai menetas satu persatu.
Aku dipersimpangan
jalan, tetap menjadi penyanjungmu dengan khayalan imajiku atau ingin menjauh darimu dan
menjalani hidup baru. Namun aku belum siap untuk melangkahkan kaki dan
menjajakannya pada cinta-cinta lain. Sepertinya sangat berat untuk memulai dari
awal. Membiarkan hatiku mengembara pada hati lain. Menyampaikan cinta pada cinta
yang lain. Menyerahkan perasaan pada wanita lain. Aku cukup tersiksa pada
kehidupanku yang seperti ini. Aku ingin seperti burung yang bebas lepas,
terbang kesana kemari. Cukup menjadi yang terbaik untuk betina dan dipilih
untuk menemaninya membuat sarang, bertelur, menetas dan membesarkan anak-anaknya kelak.
Aku
ingin sesimpel itu saja menjalani kehidupan ini. Namun percintaan ini sulit
untuk aku akhiri. Aku ingin berakhir dari penantian panjang mengkhayalkan cinta darimu.
(/rdl)
0 comments: