Aku gak berharap dia menjadi suami yang pertama bagiku. Ku berharap dia bisa menjaga setiap ucapannya agar tidak menyakiti hatiku. Mungkin itu sudah cukup untuk kebahagianku bersamamu. Banyak kata-kata kasar yang dia keluarkan secara sengaja dan tidak sengaja yang menyakiti hatiku.
Apa aku salah pilih? (mungkin). Itu yang terkadang terlintas dari benakku. Memang menjadi bukan yang pertama adalah pilihan yang sangat sulit. Tapi ini adalah jalan hidupku.
Terlepas dari salah pilih atau tidaknya, inilah kenyataan yang harus aku hadapi sekarang. Aku sayang dengan anak yang sekarang sedang aku kandung. Aku gak mau anakku ikut menanggung semua ini.
Seperti saat ini, seolah-olah anakku mengerti dengan apa yang aku rasakan sekarang. Anakku tiba-tiba menjadi aktif bergerak. Seolah-olah sedang menyemangatiku untuk tidak bersedih lagi.
Ya Allah aku berdoa agar kelak anakku ini tidak membuat aku mengeluarkan air mata sedikitpun. Apapun akan aku lakukan demi kebahagiaan dia. Saat ini rasa sakit di kakiku dan kontraksi itu tidak seberapa sakitnya, di bandingkan dengan rasa sakit ketika mendengar dia mengatakan "lebih kencang aja suara nya, berisik banget, babi, anjirrrr" yang dia tujukan untukku.
Astagfirullah semangat ya junior Aku sayang junior, dan aku percaya junior juga sayang sama aku. (/rdl)
0 comments: