Aku mempunyai pacar cantik, manis, berkulit kuning langsat, dan berpenampilan sangat menarik, namanya nadia. Wanita cantik yang bisa membuat mata lelaki bisa memalingkan pandangannya dari wanita-wanitanya. Tatapannya yang tajam, lirikannya yang menawan, dan senyumnya yang indah itu bisa menggoyahkan kesetiaan laki-laki pada perempuannya. Dia seorang mahasiswi semester terakhir di Unpad bandung di fakultas Ekonomi. Dia kuliah dijurusan Bisnis Internasional. Aku mengenal dia lewat jejaring sosial media. Selama pacaran kita lebih banyak menghabiskan waktunya lewat dunia maya. Walapun setiap waktu libur kita saling berkujung satu sama lain. Kadang aku ke bandung, tak jarang juga dia main ke bogor. Aku sendiri kuliah di Unpak Bogor ambil jurusan Teknik Informatika.
Aku dan Nadia sudah lama menjalin hubungan. Kita berkomitmen untuk saling setia, menghormati, menghargai, dan saling megerti satu sama lainnya. Karena keterbatasan waktu dan tempat untuk selalu bersama. Hampir tiap bulan aku main kebandung untuk bertemu nadia. Saking seringnya aku ke bandung aku banyak kenal dengan teman-teman nadia. Baik teman kampus, teman satu kosan maupun teman-teman nadia yang lain. Aku mengenal satu sama lain dari mereka. Kost Nadia di campur antara cowo dan cewe, itu memudahkan saat berkunjung ketempat nadia. Teman-teman satu kost nadia yang cowo juga aku kenal baik dengan mereka. Suatu hari aku di kenalkan dengan temannya yang bernama Adelia, kamar kostnya masih satu barisan dengan kamar kost nadia, terpaut dua kamar sebelah kanan. Dia kuliah di Unpad juga, di Fakultas Teknik Informatika. Jurusan yang sama denganku tentunya. Itu membuat aku langsung bisa berkomunikasi baik dengannya karena satu obrolan. Terlebih ternyata dia orang bogor juga, itu menambah kedekatan kita berdua. Adialia tidak kalah cantiknya dengan nadia, mojang Bogor berparas ayu dan menawan. Berpakaian modis dan staylist khas mojang-mojang priyangan. Mungkin karena sudah lama tinggal di bandung, cara berbusananyapun sudah tidak kalah dengan gadis-gadis bandung lainnya. Dari semenjak perkenalan itu aku dan adelia saling berkomunikasi semakin intensif, baik sebentar ataupun lama. Di saat aku main ke bandung kadang adelialah yang lebih sering menemaniku di kosan, saat nadia sedang banyak kesibukan dan kegiatan kampus, terlebih dia sedang melakukan penelitian di kampusnya jadi memang waktunya sangat padat, mungkin nadia agar cepat-cepat menyelesaikan kuliahnya.
Hubungan aku dan adelia semakin akrab dan dekat ketika kita jalan berdua di salah satu kesempatan. Karena saking lamanya menunggu nadia, akhirnya kita memutuskan untuk sekedar jalan-jalan ke sebuah mall di dekat kosan biar tidak bosan karena seharian cuma berdiam diri saja di kamar kosan, palingan keluar untuk mencari makan. Dari situlah awal kami mulai dekat dan akrab. Namun demikian kedekatan kita tak lebih dari sebatas teman karena sebelumnya kita sudah berkomitmen untuk tidak lebih dalam menjalin hubungan, selain itu juga adelia tidak mau merusak hubungan pertemanannya dengan nadia. Dia cukup menjadi teman baikku saja dan menjaga kepercayaan yang di berikan nadia karena membiarkan pacarnya ditemani seorang cewe cantik macam adelia. Kita berdua saling menjaga komitmen itu. Walau kadang komitmen yang kita buat itu akhirnya membelenggu kita berdua. Rasa yang tumbuh dalam hati mulai tak terbendung sangat menyiksa hati, namun janji harus di tepati. Kita menjalin hubungan pertemanan layaknya pacaran. Jalan berdua, makan malam berdua, nonton, dan berbagai macam aktifitas lain, kala nadia sibuk dengan kegiatan kampunya. Suatu ketika adelia tiba- tiba pulang ke bogor hanya untuk menemuiku, menurutnya saat itu dia sangat menginginkan bertemu denganku.
Perjalanan cinta itu memang kadang aneh. Susah di mengerti, tidak mudah di pahami. Aku yang sudah memiliki pacar malah harus dekat dengan temannya yang membuatku jadi bimbang karena sebuah perjanjian. Hubungan aku dengan nadia tetap berjalan seperti biasanya, tak ada kecurigaan apapun tentang kedekatan aku dan adelia. Mungkin itu juga karena kita menjaganya sangat baik hubungan itu.
Setelah kelulusan nadia dia melanjutkan kuliahnya di luar negeri dia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Kyoto University japan. Sementara itu adelia yang lulus dengan nilai sangat memuaskan itu mendapatkan beasiswa di luar negeri juga, Namun dia mendapatkannya di Universitas of Cambrigt Inggris. Semenjak kepergian mereka aku merasa kehilangan dan ingin segera mencari pengganti, karena jarak jauh seperti sangat susah untuk dijalani. Mungkin karena waktu keadaan akhirnya aku memutuskan untuk berpisah dengan nadia. Namun lain halnya dengan adelia walaupun kita jauh kita masih berhubungan, walau lewat dunia maya, tapi hal itu tak lebih hanyalah sebagai teman. Kadang kita lebih sering sharing masalah-masalah yang berkaitan dengan mata kuliah yang kita dapati di kampus. Aku juga menjadi lebih banyak ilmu jika berkomukasi dengan adelia. Karena memang sudah dari sononya mungkin dia diciptakan menjadi wanita yang paham dan ahli dalam bidang informatika.
Menjadi pria kesepian di setiap malam minggu membuatku sedikit kurang bersemangat, karena setiap kali ada kesempatan kumpul dengan teman-teman aku hanya jalan sendiri, tanpa seorang kekasih. Aku mulai mencari pengganti nadia. Bulan ini adalah awal masuk kuliah. Saatnya anak baru menjadi sasaran empuk para senior yang siap untuk OSPEK. Aku sebagai senior Cuma memantau saja, apa saja kegiatan yang dilakukan. Karena pihak kampus sudah mewanti-wanti agar kegiatan itu harus menjadi pembelajaran yang positif. Bukan malah menjadi ajang balas dendam atau membuly juniornya. Tujuanku satu mencari mahasiswi yang bisa aku jadikan pacar. Karena di fase ini setiap mahasiswi sedang mudah-mudahnya untuk di dekati. Karena aku sebagai senior bisa dengan mudah mendapatkan identitas, tanpa harus sudah payah mencarinya di dunia maya. Ada satu mahasiswi dari fakultas ekonomi yang aku incar, dia imut, lucu, dan menggemaskan. Berudung rapi, berkaca mata, dan rupanya dia sedikit pemalu. Tapi dari segi berbusana dia lumayan modis, ala-ala hijaber masa kini.
Perkuliahan barupun dimulai, aku mengajukan beberapa judul skripsiku. Wanita berudung yang aku perhatikan dari mulai dia ospek itu kini menjadi kekasih. Dengan mudah aku menaklukannya. Tanpa ikut campur tangan orang banyak, kesempatan untuk mengatakan perasaan aku itu terbuka lebar saat aku harus menjadi moderator di sebuah acara debat pemilihan raya Ketua BEM. Ternyata dia menjadi salah satu anggota didalamnya. Dia direkrut karena pengalamannya sewaktu ospek dulu. Dia menjadi mahasiswi teladan, yang dpilih secara prosentasi keaktifan, keseriusan dan kedisiplinnya dalam ospek.
Aku yang mendapati dia sedang sibuk menyiapkan beberapa document mencoba untuk menyapa. Walau sedikit gengsi namun aku membaranikan diri untuk maju dan segera mungkin mengenal dia dan mengungkapakan perasaan aku padanya.
“itu apa aja”
“dokumen buat nanti pemilihan raya kak”
“oh…kamu tasya yah”
“iyah…nama kakak Ignasius Hastomo yah”
“iyah, kok kamu tau”
“itu lihat di name tag nya, kan yang buat tasya”
“Panggil aja, ius. Kayak yang lainnya”
“ohh iyah kak ius”
“ngomong-ngomong ada yang bisa aku bantuin nggak nih”
“ohh nggak usah kak ius, udah selesai semua kok, tinggal pelaksanaan ajah”
“yaudah kalau gitu, aku minta Pin BB kamu ajah kalau gitu”
“buat apa?”
Bingung sebentar…sambil merangkai kata-kata pas pas buat menjawabnya.
“ya…buat ngubungin kamu, kalau aku pengin ketemu sama kamu”
Kami terdiam….!!!
Aku mulai sibuk dengan tugas akhir, ternyata tasya sangat pengertian, dia selalu menemaniku disaat aku sedang sibuk menjalankan aktifitas. Gadis berhijab warna pastel, yang kini menjadi kekasih baruku itu memberikan suasana baru dalam hidupku. Setiap hariku kini dilalui dengan indah. Kesibukan yang begitu padat juga tak terasa bagiku, karena ditemani dengan setia oleh tasya si gadis cantik yang ibadahnya nggak pernah ditinggalkan.
Tasya terlihat modis walau menggunakan hijab, dia juga sangat cekatan. Mudah bergaul dan sangat mudah mendapatkan teman baru, mungkin dulu nya dia sangat sosialita di waktu SMA, jadi setelah masuk dunia kampuspun dia sangat cepat dikenal banyak orang. Itu terlihat dari gaya dia berbicara dan bergaul dengan teman-temannya.
Setelah berjuang keras untuk mempertahankan argument dihadapan penguji, akhirnya aku lulus kuliah dengan nilai yang memuaskan. Aku merayakannya keklulusanku dengan syukuran di rumah, bersama keluarga besar. Beberapa tetangga dan karabat dekat berkumpul. Tasya dan keluarganya juga hadir di acara tersebut. Saat obrol-obrol dengan keluarga ada celetukan kapan kita menikah. Padahal tasya baru semester awal. Karena tidak ingin merusak suasana bahagia itu akhirnya diambil kesepakatan kedua belah pihak antara keluargaku dan keluarga tasya untuk menindak lanjuti obrolan tersebut di waktu dan acara yang berbeda.
Aku bekerja di sebuah perusahaan IT terkemuka di Jakarta yang markas pusatnya ada di Tokyo Jepang. Aku di percaya memegang kendali di bagian engineering. Dalam jangka waktu dua tahun banyak proyek-proyek besar yang di tangani oleh aku, itu mengakibatkan aku cepat mendapatkan posisi strategis di perusahaan itu. Untuk meningkatkan kemampuan, aku diberikan waktu untuk menuntut ilmu di luar negeri dengan status karyawan berprestasi dan mendapatkan beasiswa gratis, dengan catatan nantinya menjadi karyawan tetap dan kembali bekerja di perusahaan tersebut setelah selesai studi. Aku dikirim menjadi karyawan untuk wilayah perkembangan Asia-Afrika.
Pertemuan antara kedua keluarga dilakukan. Dari pertemuan itu megahsilkan beberapa kesepakatan. Diantaranya aku dan tasya menikah setelah lulus kuliah. Biar kuliahnya tak tergganggu dan bisa tenang. Aku hanya mengikuti saja kemauan kedua keluarga itu, karena aku juga tidak ingin buru-buru menikah mengingat masih banyak yang ingin aku kerjakan. Apalagi tawaran dari kantor itu sudah harus aku putuskan akhir bulan nanti.
Secara perlahan aku mulai membicarakan tentang tawaran dari perusahaan yang sudah hamper tiga bulan. Sedangkan waktu tinggal seminggu lagi untuk aku menjawab kesediaanya, kepada perusahaan. Setelah di diskusikan secara seirus dengan pihak keluarga dan tasya tentunnya akhinrya aku diperbolehkan untuk mengambil kesempatan berharga itu. Namun dengan catatan kita harus menikah segera sebelum pemberangkatanku ke jepang. Karena pihak keluarga tasya takut nantinya terjadi hal-hal yang diluar dugaan mengingat kedua keluarga sudah saling cocok. Aku hanya menuruti apa kata kedua belah pihak keluarga saja.
Sebulan setelah pernikahan aku langsung meninggalkan jakarta menuju ke tokyo jepang. Disana segala sesuatunya telah di sediakan, Mulai dari apartment, makan, pakaian, kuliah semua sudah di tanggung oleh perusahaan. Selama di jepang aku mencoba untuk menghubungi Nadia karena aku tau dia masih ada di Kyoto. Aku beberapa kali bertemu dengan nadia, ternyata dia sudah punya suami. Dia bekerja di perusahaan tempat suaminya bekerja, suaminya juga orang indonesia tapi sudah lama menetap di jepang. Dari hasil penelitianku di kampus ternyata aku harus mempresentasikan hasilnya kepada seluruh karyawan yang bernaung di perusahaan aku bekerja, karena perusahaan itu global. Aku mempresentasikan hasil penelitianku di markas besar perusahaanku di kawasan Tokyo. Dari dua puluh peserta hanya aku wakil indonesia. Setelah presentasiku selesai aku terhenyak ada seorang wanita yang rupanya sudah tak asing, yaa..! dia adalah adelia. Ternyata dia juga bekerja di tempat yang sama, namun dia perwakilan dari London, Inggris. Untuk mengobati rasa kangen setelah lama berk\pisah aku habiskan waktu sebelum pulang ke Jakarta. Kita berdua jalan-jalan menyusuri jalan Tokyo hingga larut malam. Musim semi kala itu membawa kita dalam peraduan. Kita bernostalgia. Mengingat masa-masa dulu waktu masih di bandung. Bunga sakura bermekaran, cinta yang dulu ada kini kembali namun tak bisa bersama. Hati yang pernah hilang kini bertemu kembali namun hanya sebatas pertemanan.
Aku kembali ke jakarta, walau rasanya ingin bersama adelia lebih lama namun aku telah memiliki tasya. Aku tidak ingin begitu saja meninggalkan tasya, gadis berhijab modern itu, si bidadari surge yang telah Tuhan gariskan untukku. Aku tidak ingin meninggalkannya tanpa sebab yang pasti. Aku dan adelia akhirnya berkomitmen untuk tetap menjaga perasaaan kita satu sama lain. Kita merubah komitmen itu dari teman tapi mesra menjadi orang yang tidak saling kenal. Cukup simpan dalam hati masing-masing kisah itu. Dan bila kita bertemu kembali, satu pintanya jangan tanyakan itu lagi, cukup simpan dalam hati. Padahal setiap tiga bulan sekali aku harus presentasi lagi ke seluruh anak cabang perusahaanku di seluruh dunia, dan salah satunya ada adelia di situ. Semenjak itu aku hanya kenal sebatas rekan kerja dan tim, tak lebih dari itu. Cinta memang ada, dan cinta memang dimiliki oleh semua orang, tapi cinta yang sempurna adalah cinta yang tanpa harus menyakiti.
The end
0 comments: