Thursday, June 5, 2014

Cinta Pertamaku Mengharu Biru

Posted at  Thursday, June 05, 2014  |  in  Fiktif

Waktu kian berlalu, aku dan dia kini tak lagi ada waktu untuk bertemu. Jarak juga yang memisahkan aku dari cinta pertamaku itu. Selain perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya. Biarkanlah angan-angan itu menjadi mimpi dalam sejarah peradaban cinta di abad 21 ini. Aku telah berlalu dengan cinta yang silih berganti mengisi ruang hatiku, namun perasaan itu kadang datang dengan sendirinya, tanpa permisi dan meminta izin pada pemiliknya. Aku bernostalgia dengan rasa cintaku yang terdalam. Menyatu kembali dalam angan penuh khayalan. Bersama bintang gemintang penuh perasaan damai dan cinta takan terlewatkan. Anganku melayang, jiwaku mengilang, cintaku terbang bersama dia dan sejuta mimpi penuh harapan.

Sekarang aku telah menikah dengan wanita pilihan hatiku yang menjadi kekasih dalam jiwaku, dia aku pinang dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi rasa persaudaraan darah dan keturunan, dia gadis aceh, wanita dengan paras cantik nan menawan. Berpostur tubuh sempurna, rambut lurus terurai, mengalahkan padangan laki-laki dari wanita lain. Hidupku bahagia bisa bersanding dan hidup bersama wanita penuh dengan keindahan. Aku dikarunia dua anak kembar, zian dan zigas, tuhan sangat baik menyempurnakan hidupku.

Disuatu malam yang melelahkan, setelah melakukan perjalanan panjang dari kuala lumpur ke jakarta sepulang dari liburan panjang bersama keluarga. Malam itu aku membuka facebook, untuk meng-upload foto-foto yang aku abadikan di kamera xlr ku. Aku melihat ada wall seseorang yang aku kenal, dia meng upload foto bersama anaknya yang baru lahiran, iseng aku memberi komentar untuk sekedar mengucapkan selamat atas kelahiran putri tercintanya itu. Comentku pun di balas dengan ucapan rasa terima kasih yang terdalam.

Kebahagian hidupku melihat dia pacar pertamaku memiliki buah hati terasa sangat menyenangkan, karena setelah beberapa tahun pernikahan, akhirnya dia mendapatkan momongan. Namun demikian pikiran ini terbersit memikirkan andaikan buah hati itu adalah milik kita berdua. Pikiran itu segera aku buang jauh, karena kebahagianku mungkin jauh lebih sempurna darinya, tapi perasaan yang membuatku jadi seperti bego dan tolol dibuatnya.

 Cling, pesan masuk..."Hai, mas ini aku rini! aku dijakarta nih, kalau bisa temuin aku di pondok indah yah, aku tunggu".

Hati aku menolak untuk datang menemuinya, namun dorongan perasaan itu lebih kuat untuk tidak pergi menemuinya. Walaupun cuma pertemuan biasa namun perasaan ini berkata lain, seperti ada sesuatu yang sangat penting. Akhirnya dengan berat hati aku menemui rini di sebuah mall di kawasan Pondok indah sesuai dengan pesan yang dikirim. Aku meluncur dari kantor sekitar jam sebelas siang, meninggalkan kantor untuk menemui sesorang yang tak lain adalah pacar pertamku.

"Hai, udah lama yah" sapaku pada rini yang sedang duduk sendirian di sebuah Coffee Corner.

"Nggak kok, aku juga baru sampai" balasnya santai.

Dia nampak anggun menggunakan dress warna krem dengan variasi batik diatasnya, dan memakai hils yang sempurna pas di kakinya.

"Kamu kok sendirian rin, mana suami dan anakmu" tanyaku sambil celingukan, barangkali dia sedang menggendong anaknya.

"Aku sendirian" jawabnya dengan muka sedikit menyiratkan kesedihan.

Perbincangan panjang itupun akhirnya di mulai, ditemani secangkir kopi hangat dan beberapa potong donat. Sepertinya aku bukan orang yang tepat harus duduk berdua dengan seorang wanita yang sudah memiliki suami, apalagi sekarang aku seharusnya masih dalam kantor untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang menumpuk, tapi aku malah meninggalkan pekerjaan hanya untuk berbincang dengan dia. Aku seharusnya menyadari bahwa ini sangat berbahaya kalau sampai ketahuan istriku, hal bodoh yang aku lakukan untuk menghianati cinta suciku. Namun demikian perasaan ini tidak bisa dibohongi sama sekali, rasanya aku santai menjalani pertemuan ini, aku merasa sangat senang, bisa berbagi cerita dengannya. Perbincangan mengarah persoalan kita masing-masing hingga kehidupan pribadipun diungkapkan, beberapa tahun tak bertemu seperti banyak sekali hal-hal bisa kita bicarakan, ngobrol seperti ini seperti menjadi hal yang sangat menyenangkan bagi kita berdua, selain bernostalgia semasa SMA.

Dari pertemuan itu kita berdua jadi lebih intensif berhubungan, baik lewat SMS, Media Sosial, sampai BBM. entah apa yang sedang kita lakukan, namun itu membuat nyaman kita berdua dan terasa sangat menyenangkan. Hubungan tak wajar ini tak ada yang mengetahui, kita berdua sangat menikmati, walaupun tahu apa yang kita lakukan itu salah. Hati kita telah terpaut kembali, cinta pertama yang banyak orang bilang akan selalu ada itu kita rasakan, ini benar-benar terjadi dan nyata adanya, aku mengalaminya. Aku seakan tidak ingin lepas, aku ingin terus menguatkan hati bersama. Sepertinya aku dan dia tidak ingin berpisah untuk yang kedua kalinya, untuk menjaga cinta yang pernah hilang itu akhirnya kita memutuskan untuk bersama, walapun itu hal konyol dan akan menyakiti orang-orang yang ada disekitar kita, menyakiti orang yang sangat kita cintai juga pastinya.

Setelah lama menjalin hubungan terlarang itu akhirnya terbongkar juga perselingkuhan itu, memang pepatah benar sebaik-baik apapun kita menyembunyikan bangkai pasti akan tercium juga baunya. Mungkin itu hal yang sedang aku alami. Namun demikian prahara dalam rumah tangga itu dirasakan sangat santai, walaupun banyak sekali cibiran dan cacian yang mendarat bebas di telingaku, tapi itu bagiku seakan menjadi angin lalu saja, diacukan begitu saja. Karena sudah tidak kuat untuk bertahan dan menjalani hidup penuh dengan suatu ketidaknyamanan akhirnya kita mengakhiri kehidupanku dengan istri tercinta yang sudah memberikan anak kembar yang lucu-lucu itu, yang sekarang sudah masuk sekolah dasar. Walaupun dengan berat hati dan perasaan salah yang teramat dalam akhirnya aku melepaskannya, untuk sebuah perpisahan yang seharusnya tidak terjadi. Aku merasa gagal membina rumah tangga ini. Pun demikian halnya dengan rini yang akhirnya harus bercerai dengan suaminya, karena melihat sudah tidak ada kecocokan lagi.

Hampir dua tahun berlalu setelah prahara rumah tangga kita berdua selesai dan gosip sana sini udah mulai reda, aku mencoba untuk menghubungi rini lagi, seakan kita tidak bisa jauh. Mungkin takdir telah menyatukan kita, diapun demikian sudah lama dari kejadian itu menunggu kehadiranku. Perpisahan yang sempat terjadi akhirnya bertemu dalam kangen yang sangat mendalam. Kita berdua bertemu dan saling meluapkan rasa kangen itu. 

Di hari yang telah ditentukan akhirnya kita mengikat janji saling setia, menjaga satu sama lainnya dalam ikatan tanda cinta didepan penghulu. Walaupun saat itu banyak orang yang tidak suka namun mereka menyadari bahwasannya memisahkan cinta dan menjauhkan cinta itu sama hal dengan memisalkan air dan lautan. Seberapa jauh air itu pergi dan berada pasti akan bertemu lagi di satu titik, yaitu lautan. Lautan penuh cinta menyanjungkan keabadian yang takan pernah terpisahkan. Angin samudera mengisyaratkan cinta, cinta kita kekal abadi untuk selamanya.

(/rdl)




Share this post

About @ridone_sia

Kwe mbok sing tes pada maca aja kur maca tok yah, mbokan pada ninggalna pesan lan kesanne apa, tes maca tulisanku. Dong ana sing muntah-muntah aku ora pan melu tanggung jawab, soale aku ora krasa metengi koe. Tapi dong sing mutah lanang ndeyan kwe masuk angin. tek sarana kerokan nggo duit satus sing jaman gemiyen. yen seneng/cinta/apa pengin kenalan tulung kyeh pada follow mene maring Twitter

Tentangku-Kebijakan-Kontak
Copyright © 2010 Ridonesia.com. Distributed By Blogger Themes | Blogger Template by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.
back to top